Akhirnya Indonesia Orbitkan Satelit Penginderaan Jauh Lapan-A2 - Guntara.com

Tuesday 29 September 2015

Akhirnya Indonesia Orbitkan Satelit Penginderaan Jauh Lapan-A2

Indonesia membuat terobosan besar bagi bangsanya sendiri dengan mengorbitkan satelit penginderaan jauh asli buatan Indonesia. Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan) bekerjasama dengan India telah berhasil meluncurkan sebuah satelit Lapan-A2 pada Senin siang, 28 September 2015. Peluncuran satelit tersebut diikuti satelit nano buatan Kanada, dan empat satelit nano buatan AS yang masing-masing seberat 7 kilogram.
Satelit Penginderaan Jauh Lapan-A2 Asli Buatan Indonesia www.guntara.com
Satelit Penginderaan Jauh Lapan-A2 Buatan Indonesia (sumber gambar: viva.co.id)
Peluncuran satelit yang disiarkan secara langsung dari Sriharikota, India itu memperlihatkan berbagai tahap pelepasan. Selanjutnya, Lapan akan menguji beberapa fungsi satelit A2 melalui fasilitas mereka yang berada di Rancabungur Bogor. Hal pertama yang dilakukan yakni mengunduh data Power Control Unit Telemetry. Data tersebut terdiri dari informasi mengenai konsumsi daya listrik tiap komponen satelit, data sensor matahari pada enam sisi satelit, temperature tiap komponen satelit, dan timer sejak satelit mengalami separasi. Selain itu Lapan juga akan berkerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (ORARI) untuk menguji komunikasi melalui satelit tersebut. (www.cnnindonesia.com)

Lapan-A2 adalah satelit terbaru buatan Lembaga Penerbangan dan Antariksa Nasional (Lapan). Satelit ini merupakan suksesor dari satelit buatan Lapan sebelumnya, yaitu: satelit Lapan-Tubsat yang dibuat di Jerman. Untuk satelit Lapan-A2 ini sepenuhnya dibuat di Indonesia, namun tetap menggunakan konsultan dari Jerman. Tujuan penggunaan utama dari satelit Lapan-A2 adalah sebagai mitigasi bencana. Satelit Lapan-A2 sering juga disebut dengan nama satelit Lapan-ORARI. Penggarapan Lapan A2 sepenuhnya dilakukan di Pusat Teknologi Satelit Lapan di Rancabungur, Bogor, Jawa Barat. Berbeda dengan satelit Lapan-Tubsat yang pembuatannya dilakukan di Technische Universitat Berlin, Jerman. (www.wikipedia.com)

Satelit Lapan-A2 didesain untuk tiga misi yaitu pengamatan bumi, pemantauan kapal dan komunikasi radio amatir. Dengan berat sekitar 78 kg, satelit Lapan-A2 diantarnya membawa muatan Automatic Identification System (AIS). Dengan teknologi ini, Lapan-A2 dapat melakukan identifikasi terhadap kapal yang akan melintasi wilayah jangkauan Lapan A2. Selain itu untuk misi pengamatan Bumi akan menggunakan kamera digital observasi bumi dengan kamera 4 band multispectral scanning. Kamera itu beresolusi 18 m dengan cakupan 120 km dan kamera resolusi 6 m dengan cakupan 12 km x 12 km. (www.wikipedia.com)

Satelit Lapan-A2 juga akan dilengkapi dengan Automatic Packet Reporting System (APRS) yang mendukung komunikasi untuk penanganan bencana. Untuk hal ini, Lapanbekerjasama dengan Organisasi Amatir Radio Indonesia (Orari). Hal memungkinkan Lapan-A2 sebagai penghubungung sekitar 700 ribu pengguna radio amatir atau orari. Melalui Satelit Lapan A2, anggota Orari dapat berkoordinasi dengan tim SAR untuk mencari jalur evakuasi alternatif atau pengiriman bantuan. Automatic Packet Reporting System (APRS) juga mendukung pengiriman pesan singkat melalui gelombang radio yang dapat dilakukan menggunakan perangkat-perangkat penerima komunikasi radio modern. (www.wikipedia.com)

Satelit dengan bobot 78 kilogram ini akan melintasi wilayah Indonesia secara diagonal sebanyak 14 kali sehari, dengan kisaran 20 menit perputarannya. Pada orbitnya sensor AIS (Automatic Identification System), Lapan A2 memiliki radius deteksi lebih dari 100 km dan mempunyai kemampuan untuk menerima sinyal dari maksimum 2000 kapal dalam satu daerah cakupan. Lapan-A2 yang akan mengorbit secara ekuatorial nantinya akan menjadi satelit pemantauan bumi pertama di dunia yang memiliki orbit ekuatorial. (www.wikipedia.com)

Semoga peluncuran satelit penginderaan jauh asli buatan Indonesia tersebut menjadi langkah awal yang besar bagi bangsa ini. Diharapkan kemudian hari diluncurkan kembali satelit-satelit penginderaan jauh dari Indonesia mengingat betapa kayanya negeri kepulauan Indonesia yang harus dijaga berbagai sumberdaya alamnya baik di darat maupun di laut. Salah satu cara menjaganya adalah memantaunya lewat satelit penginderaan jauh.

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!