Kemajuan Teknologi Mengubah Gaya Berperang - Guntara.com

Friday 26 February 2016

Kemajuan Teknologi Mengubah Gaya Berperang

Kemajuan teknologi yang selama ini terus berkembang membawa dampak perubahan pada berbagai sisi bidang kehidupan di dunia. Salah satu yang terpengaruhi adalah gaya atau cara berperang. Gaya berperang mengalami kemajuan pesat dengan bantuan teknologi. Sekarang berperang bisa menjadi lebih praktis, efektif, dan efisien. Tanpa mengeluarkan banyak tenaga khususnya tenaga manusia, dampak yang dihasilkan sudah cukup luar biasa dan mampu menghancurkan musuh.
Kemajuan Teknologi Mengubah Gaya Berperang (gambar: viva.co.id)
Saat perang dunia yang lalu setiap serangan ke suatu wilayah musuh selalu diawali dengan tembakan meriam dari kapal perang ke kawasan pantai dan pengeboman pesawat terbang. Kalau situasi kawasan pantai dirasa aman untuk pendaratan pasukan dan tank, maka tembakan meriam dari kapal dihentikan lalu pengeboman dari pesawat terbang dilakukan seperlunya.

Pendaratan pasukan semasa perang di wilayah musuh bukan berarti kemenangan karena pasti di sana sudah mendapat sambutan hangat dari pihak lawan. Jumlah korban perang pun tidak dapat dicegah dan dihentikan, baik saat pendaratan maupun saat pasukan menyerbu kota musuh. Itulah yang terjadi pada masa perang dunia pertama dan kedua yang lampau.

Dewasa ini teknologi telah mengubah gaya berperang yang lebih hemat nyawa khususnya bagi penyerang. Contohnya pada kasus perang saudara di Suriah, Russia yang terlibat langsung tidak mengacu pada pengerahan pasukan darat, tetapi menggunakan sistem presisi tembakan dan pengeboman berdasarkan pantauan satelit mata-mata yang bisa memetakan koordinat posisi ISIS dan pasukan pemberontak FSA yang menentang pemerintah Bashar Assad sehingga dari laut pun bisa dimusnahkan.

Hal tersebut dilakukan oleh kapal corvette Rusia Buyan tipe M-Class, yang dari jarak puluhan kilometer bisa membombardir posisi potensial ISI dan FSA dengan rudal jelajah tipe Kalibe, dan rudal lain yang keseluruhannya mencapai 26 buah rudal. Akibat pelepasan rudal dari laut Kaspia, pusat-pusat kekuatan ISIS dan FSA amburadul. Tambahan lagi pengeboman yang dilakukan jet tempur Sukhoi 27, Sukhoi 34, dan Sukhoi 35 yang termasuk jet tempur generasi kelima dengan smart bom dan clustrer yang dipandu laser serta roket yang ditembakkan helikopter.

Berkat hasil pengeboman dan serangan rudal dari laut siang dan malam, maka pasukan pemerintah bisa bergerak maju. Bahkan bisa merebut kota strategis Aleppo yang selama ini dikuasai pasukan ISIS dan FSA.

ISIS dan FSA tidak mempunyai senjata antiserangan udara dan senjata antitank. Namun Rusia tidak mengerahkan pasukan darat karena serangannya untuk membantu pasukan Pemerintah Suriah. Entah kemajuan teknologi apa yang akan muncul di kemudian hari khususnya dalam dunia berperangan. Hal tersebut tentu membuat resah dan cemas seluruh warga di dunia yang merindukan perdamaian dan ketenteraman. (Sumber: "Jeda" dalam SKH "Kedaulatan Rakyat" dengan perubahan)

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!