Sistem koordinat peta adalah sekumpulan aturan yang menentukan bagaimana koordinat-koordinat yang
bersangkutan merepresentasikan titik-titik atau obyek pada sebuah peta. Aturan ini biasanya
mendefinisikan titik asal (origin) beserta beberapa sumbu-sumbu koordinat untuk
mengukur jarak dan sudut untuk menghasilkan koordinat. Sistem koordinat peta yang terkenal di dunia ini
adalah sistem koordinat geografis dan sistem koordinat UTM (Universal Transvers Mercator).
Sistem
koordinat geografis atau sering disebut dengan sistem koordinat geodetis ini
dikembangkan oleh Greenwich (dari Inggris) yang membagi bumi menjadi dua bagian
irisan yaitu irisan melintang yang disebut dengan garis lintang mulai dari
katulistiwa (equator), membesar ke arah kutub (utara maupun selatan) sedangkan
yang lain membujur mulai dari garis Greenwich (dekat dengan Inggris) membesar
ka arah barat dan timur. Satuan skala koordinat dibagi dalam derajat lintang 0°
sampai 90° dan bujur 0° sampai 180°. Lintang berada di utara dan selatan
equator, sedangkan bujur memanjang dari timur ke barat dari bujur Greenwich.
Koordinat ini biasanya ditulis dalam satuan derajat, menit, dan detik, misalnya
110°35’32”, dan seterusnya. Koordinat geografi digunakan sebagai referensi peta
dengan tujuan yang luas, tetapi biasanya hanya untuk pemetaan skala kecil (1 :
1.000.000 atau lebih kecil) dengan liputan daerah yang sangat luas. Koordinat
ini banyak digunakan untuk terapan operasional di udara ataupun
perairan seperti ditunjukkan pada
semua chart (peta-peta navigasi).
Sistem
koordinat UTM (Universal Transvers Mercator) dengan sistem koordinat WGS 84
sering digunakan pada pemetaan wilayah Indonesia. UTM menggunakan silinder yang
membungkus ellipsoid dengan kedudukan
sumbu silindernya tegak lurus sumbu tegak ellipsoid
(sumbu perputaran bumi) sehingga garis singgung ellipsoid dan silinder merupakan garis yang berhimpit dengan garis
bujur pada ellipsoid. Pada system
proyeksi UTM didefinisikan posisi horizontal dua dimensi (x,y) menggunakan
proyeksi silinder, transversal, dan conform yang memotong bumi pada dua
meridian standar. Seluruh wilayah yang ada di permukaan bumi dibagi menjadi 60
zona bujur. Zona 1 dimulai dari lautan teduh (pertemuan antara garis 180 Bujur
Barat dan 180 Bujur Timur), menuju ke timur dan berakhir di tempat berawalnya
zona 1. Masing-masing zona bujur memiliki lebar 6 (derajat) atau sekitar 667
kilometer. Garis lintang UTM dibagi menjadi 20 zona lintang dengan panjang
masing-masing zona adalah 8 (derajat) atau sekitar 890 km. Zona lintang dimulai
dari 80 LS - 72 LS diberi nama zona C dan berakhir pada zona X yang terletak
pada koordinat 72 LU - 84 LU. Huruf (I) dan (O) tidak dipergunakan dalam
penamaan zona lintang. Dengan demikian penamaan setiap zona UTM adalah
koordinasi antara kode angka (garis bujur) dan kode huruf (garis lintang).
Sebagai contoh kabupaten Garut terletak pada zona 47M dan 48M, Kabupaten Jember
terletak di zona 49M. Sistem UTM ini diwujudkan dalam bentuk meter, sehingga
pada masing-masing zone dibagi ke dalam kotak 100.000 meter. Perhitungan
bujurnya dimulai dari meridian sentral yang terdapat pada tiap-tiap zone UTM
dan dihargai dengan 500.000 meter T (absis semu), sedangkan perhitungan
lintangnya (ordinat semu) dimulai dari equator yaitu 0.0 meter U di equator
untuk belahan bumi utara dan 10.000.000 meter U di equator
untuk belahan bumi selatan.
Penomoran lembar peta akan memberi
petunjuk tentang kedudukan atau posisi lembar peta dalam setiap seri. Penomoran
ini mempunyai bentuk yang seragam (uniform), dan penomoran ini juga
dihubungkan dengan sistem grid dan graticule. Bakosurtanal telah membakukan
sistem penomoran peta rupa bumi indonesia dimulai dengan peta seri 1:250.000,
1:100.000, 1:50.000 dan 1:25.000 dan sistem penomoran ini saling terkait antara
satu seri ke seri berikutnya.
Menurut PP nomor 10 Tahun 2000
disebutkan bahwa peta adalah suatu gambaran dari unsur-unsur alam dan atau
buatan manusia, yang berada di atas maupun di bawah permukaan bumi yang
digambarkan pada suatu bidang datar dengan skala tertentu. Salah satu peta yang
dihasilkan oleh BAKOSURTANAL adalah Peta Rupabumi Indonesia (RBI). Peta RBI
yang dihasilkan oleh BAKOSURTANAL meliputi skala 1:1.000.000, 1:250.000,
1:100.000, 1:50.000, 1:25.000 dan 1:10.000 dimana seluruh wilayah Indonesia
dibagi ke dalam grid-grid ukuran peta yang sistematis. Semua lembar peta tepat
antara satu dengan lainnya, demikian pula ukurannya sama untuk setiap lembar.
Ukuran lembar peta tergantung dari skala peta yang dibuat.
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!