Api yang Tak Akan Padam (ATAP) Bagian 3 [Cerpen Nyata] - Guntara.com

Wednesday 19 March 2014

Api yang Tak Akan Padam (ATAP) Bagian 3 [Cerpen Nyata]

(Sebelumnnya pada bagian 2) Benar-benar memusingkan dan mengacak-acak pikiranku. Di kata lain aku belum menginginkannya namun teman-teman banyak yang menginginkanku untuk mencalonkan diri menjadi ketua umum OSIS. Kakak-kakak kelas dan adik-adik kelas pun banyak yang memberi simpati dukungan. Terlebih setelah mas Arif dan mas Tommy kemarin secara langsung mengungkapkan bahwa sebaiknya aku maju sekalian menjadi ketua umum, tidak hanya ketua I. Apalagi, baru saja mas Tommy memberikan kebijakkannya melalui SMS kepadaku. Otomatis, mereka memberi amanah kepadaku untuk maju. 
Api yang Tak Akan Padam (ATAP) Bagian 3
Malam Minggu yang harusnya untuk sejenak melepas penat namun dalam pikiranku bagaikan orang linglung, tidak terarah, memikirkan ini-itu, dan macam-macam hal serta akibatnya secara kompleks. Ketua umum OSIS adalah jabatan yang sangat berat. Dimana ketua-ketua umum OSIS sebelumnya bekerja ekstra keras dan sungguh-sungguh. Hal ini membuatku semakin galau. Sampai-sampai dalam setiap sholatku akan bermunajat kepada Tuhan bilamana ini memang jalanku maka lancarkanlah. Bahkan suatu ketika, aku tidak bisa tidur sampai tengah malam. Masih memikirkan hal-hal ini. Sampai akhirnya, aku memutuskan untuk Sholat Istikharah. Dimana sholat Istikharah bertujuan untuk meminta petunjuk Tuhan untuk menentukan pilihan yang terbaik dari dua pilihan. Aku malam-malam bermunajat, sepi, sunyi, petang, dan sendirian di ruang ibadah di rumahku. Air mataku menetes deras memohon petunjuk Allah. Pada akhirnya, aku memutuskan untuk siap dan bersedia dicalonkan menjadi ketua umum OSIS.

Hari Minggu, 8 Agustus 2010. Mata sampai lembam akibat menangis dan berdoa kepada Tuhan tadi malam. Namun, saat ini bukan waktunya bersantai-santai. SMS dari mas Tommy tadi malam juga menyatakan bahwa besok Senin (10 Agustus 2010) adalah orasi bagi calon ketua umum – ketua I OSIS. Aku langsung bergegas menyiapkan isi orasi. Tidak butuh waktu lama bagiku untuk merancangnya karena sebelumnya aku telah mempersiapkan segala sesuatu untuk ini bila terjadi dan akhirnya ini terjadi. Sudah kususun Visi-Misi yang akan kupaparkan dan kutulis beberapa program kerja baru yang akan kujalankan andaikan kami terpilih.

Sore harinya, aku sempatkan bertemu dengan Rico di depan sekolah. Sore itu Rico datang bersama teman akrabnya yang juga temanku, dan kebetulan kami bertiga sekelas, namanya adalah Fahri Bintang Pratama, atau akrab disapa Bintang. Aku paparkan segala visi-misi dan rencana program kerja yang kurancang kepada Rico. Alhamdulillah, ia sangat menyetujuinya dan memberikan beberapa saran. Ini mungkin pertemuan terakhirku dengan Rico sampai bertemu lagi kira-kira seusai lebaran nanti. Rico besok Senin sampai akhir Agustus akan menjalani training centre di Kabupaten Bantul. Maklumlah, dia atlet Perprov DIY cabang sepakbola. Otomatis, besok saat orasi, kampanye, maupun debat calon ketua, aku tidak bisa didampingi olehnya. Mungkin aku harus mencari pengganti sementara untuk sejenak menemani langkah kami.

Senin, 9 Agustus 2010. Saat yang sangat mendebar-debarkan bagiku. Aku sudah sampai sekolah sejak pukul 7.40. Menurut rencana, para calon ketua umum-ketua I akan orasi ketika upacara bendera nanti. Benar-benar membuat tubuhku gemetaran ketika aku harus orasi di depan siswa-siswa terlebih para guru. Aku terbilang lebih siap dibanging calon pasangan lain. Calon pasangan lain baru secara dadakan membuat visi-misi mereka. Sedangkan, aku sudah menyiapkannya jauh-jauh hari sebelumnya. Kami berkumpul di depan ruang OSIS. Satriyanto datang menyapaku.

“Gimana, Dan? Sudah siapkah untuk orasi pagi ini?” Sambut Satria.

“Insyaallah sudah,” jawabku dengan penuh semangat dan senyuman.

“Oh, ya. Rico kan gak bisa hadir. Kamu mau orasi sendirian po?” Tanya Satria.

“Iya, sih. Lha gimana lagi coba. Atau nanti sebelumnya aku meminta seseorang untuk sekedar menemani ke depan. Boleh gak?” Ujarku.

“Boleh saja sih kalau sekedar menggantikan sementara. Lalu siapa?” Tanya Satria kembali.

Tiba-tiba datang Lanny Syafa Ulfah atau biasa disebut Lanny. Dia adalah teman akrab dari Rico atau bisa dibilang ceweknya Rico.

“Hai, gimana, Dan? Rico izin untuk hari ini, dia gak bisa datang. Sudah tau kan?” Sambut Lanny.

“Iya, aku sudah tau, Lan. Terus sapa yang menemaniku ke depan? Masak sendirian. Gimana kalau kamu aja yang menemaniku?” Ujarku.

“Hah, aku? Masak ya harus aku, Dan. Gak ada yang lain po?” Sahut Lanny dengan terkejut.

“Hoho, kamu kan dekat sama Rico. Ayolah, hanya sekedar menemani maju ke depan. Toh, aku juga yang akan menyampaikan orasi. Oke, mau ya?” Tawarku.

“Oke...oke...sekedar menemani ya. Aku bersedia, insyaAllah!” Jawab Lanny dengan pasti.

Alhamdulillah dalam hatiku lega dan teramat senang karena Lanny bersedia menemaniku. Hitung-hitung sejenak menggantikan posisi cowoknya. Upacara pun dimulai. Kami para calon berkumpul di belakang protokoler bersama beberapa pengurus MPK yang mengurusi jalannya acara ini.

“Sudah siapkan, mas?” Tanya Putri Difta Janata salah seorang pengurus MPK.

“Insyaallah, saya sudah siap dek,” jawabku dengan tegas.

“Kamu giliran pertema loh, mas. Habis itu mas Gun terus mbak Sri.” Terang Putri.

“Oke...oke...aku siap...aku siap!” Kujawab dengan penuh berdebar hati.

Saat yang dinanti-nanti tiba. Aku pun dipersilakan maju ke tengah lapangan upacara untuk menyampaikan visi-misi tentunya ditemani Lanny. Sebelumnya, kusampaikan permohonan maaf atas Rico yang berhalangan hadir. Lalu, mulai kusapa teman-teman dan kusampaikan visi-misi dengan penuh semangat sembari jantung ini berdebar. Tak lupa, kuajak teman-teman untuk memilih pasangan Dani-Rico dalam pemilu yang rencana akan digelar Sabtu (14 Agustus 2010) medatang. Jiwaku terasa lepas dan melayang-layang di angkasa ketika sambutan tempuk tangan meriah dari warga sekolah tertuju padaku saat aku selesai menyampaikan orasi bagaikan Bung Karno yang disambut rakyat-rakyatnya. Aku semakin yakin dan percaya bahwa banyak pihak yang akan mendukung kami. Selanjutnya penyampaian orasi dari Gunawan-Elvia lalu Esri-Siwi. Sungguh, hari ini sangat mendebarkan dan membakar jiwaku.


Bersambung....! Bagaimana kisah Dani selanjutnya? Nantikan di bagian 4!

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!