Namaku Dani, nama lengkapku Ahmad Dani Lazuardi. Aku anak ketiga dari
tiga bersaudara laki-laki semua. Ayahku bernama Suratna, berusia 60
tahun, dan beliau adalah pensiunan PNS guru beberapa bulan yang lampau.
Ibuku bernama Ratna Fajriyati, berusia 55 tahun, dan beliau adalah ibu
rumah tangga yang rajin dan gigih merawat keluarga kami. Sedangkan,
kakak pertamaku bernama Ilham Guntara, umurnya masih 26 tahun namun ia
sudah menjadi guru tetap TIK di sebuah SMK Internasional di Kota
Yogyakarta. Selain menjadi seorang guru, ia juga seorang pebisnis ulung
di dunia TI (teknologi informasi) dan ia juga salah satu pengamat TI
terkenal di Yogyakarta. Ia selama ini membiayai sekolahku dan kuliah
kakak keduaku selain gaji pas-pasan ayahku yang digunakan untuk memenuhi
kebutuhan rumah tangga kami. Saat ini kakakku Ilham tinggal di Sleman
bersama istrinya yang baru saja ia nikahi beberapa bulan yang lampau.
Sementara, kakak keduaku bernama Adnan Widyaswara. Ia masih berumur 19
tahun namun ia sudah melahap 5 semester di jurusan Hubungan
Internasional, Universitas Gadjah Mada (UGM), Yogyakarta. Aku sendiri
berumur 16 tahun, penghuni kelas XI IPA 4 SMAN Internasional 1 Bantul.
Aku bersama kak Adnan, ayah, dan ibu tinggal di Kabupaten Bantul. Aku
dulu ketika kelas 1 SD pernah tidak naik kelas dan terpaksa harus
dipindahkan dan mengulangnya di SD lain. Namun, aku yang sekarang
berbeda dengan aku yang dahulu.
Api yang Tak Akan Padam (ATAP) Bagian 1 |
Ini adalah tahun keduaku
di SMA ini. Sebelumnya aku tak menyangka bisa masuk SMA ini, SMA yang
begitu besar dan syarat akan prestasi. Aku berusaha untuk berjuang dan
tetap optimis guna menggapai cita-citaku di SMA ini walaupun aku merasa
diriku masih kurang daripada teman-teman lain. Pada kelas XI ini, aku
berhasil masuk jurusan IPA, ini sesuai keinginanku. “Bila kamu masuk
jurusan IPA, kamu akan punya banyak pilihan ke depannya. Aku dulu juga
masuk IPA walaupun kemampuan IPA-ku terbilang pas-pasan dan lebih
condong hebat ke kemampuan IPS. Namun, aku terus berusaha dan aku bisa!”
begitulah ujar kakak pertamaku kepadaku yang selalu terngiang di
pikiranku sampai saat ini. Kakak-kakakku dulu juga sekolah di SMA ini,
mereka termasuk lulusan terbaik, dan aku berjanji tidak akan memutus
rantai kesuksesan ini!
Hari-hari awal kelas XI kulalui
dengan penuh kerja keras dan perjuangan. Bagaimana tidak, aku ikut dalam
kepanitiaan MOS (masa orientasi siswa) untuk kelas X. Menangani
berbagai adik-adik kelas, ada yang masih polos, ada yang amat bandel,
dan bermacam-macamlah. Tentunya aku sangat senang ketika pada akhir
momen MOS, aku terpilih sebagai kakak panitia terkalem. Sebenarnya aku
bisa menyabet sekaligus menjadi kakak panitia terganteng kalau saja aku
tidak kalah dengan si Juansyah Herman Jatmiko. Mungkin Juan memang lebih
pantas menerimanya daripada aku. Bagiku tidak masalah, aku tetap
bersyukur untuk semua karunia ini.
Aku saat ini terdampar
di kelas XI IPA 4. Kelas ini terbilang kelas spesial karena berisikan
banyak pengurus dan petinggi organisasi-organisasi di SMA ini. Termasuk
aku, aku berhasil merangkap menjadi pengurus di 3 organisasi sekaligus
di SMA elit ini, yaitu sebagai Sie TI di OSIS (Organisasi Siswa Intra
Sekolah), sebagai Sie TI di ORISLAH (Organisasi Islam Sekolah), dan
sebagai Ketua II di BCC (1 Bantul Cyber Community). Ini
bukanlah hal yang amat istimewa karena banyak teman-temanku yang
merangkap-rangkap dan bahkan ada beberapa siswa yang mampu mengikuti
semua organisasi. Beberapa guru senior di SMA ini sering memanggilku
dengan nama Ilham junior karena perawakan dan wajahku yang memang amat
mirip dengan kakak pertamaku. Ketika aku kecil, aku mengira bahwa semua
foto kak Ilham kecil adalah fotoku, dan ternyata itu bukan fotoku
melainkan foto kak Ilham yang memang aku mirip dengannya. Mungkin itulah
yang membuat beberapa guru senior memanggilku Ilham, masih terngiang
memori sosok kak Ilham di benak beliau-beliau.
Bulan sudah
beranjak ke Agustus 2010. Hari ini 1 Agustus dan tepat besok 31 Agustus
adalah ulang tahunku yang ke-17. Aku bergaul dengan siapa saja di
sekolah, aku tidak memilih-milih dan membedakan satu sama lain, namun
agaknya aku risih dengan beberapa teman yang berkelakuan kurang baik
atau terbilang agak bandel. Beberapa organisasi-organisasi di sekolah
sudah melaksanakan regenerasi untuk perekrutan pengurus baru dari kelas X
dan purnabakti dari kelas XII. Aku pun terlibat dalam menyeleksi
anak-anak baru itu guna mendapatkan bibit pengurus yang berkompeten. Aku
kini bersiap menjadi pengurus senior di organisasi-organisasiku,
memperjuangkan suksesnya organisasi bersama teman-teman, dan membimbing
para pengurus junior.
Hal yang paling ditunggu-tunggu oleh
seluruh warga SMAN Internasional 1 Bantul adalah pemilihan umum ketua
osis masa bakti 2010/2011. Siapakah yang akan muncul sebagai sosok baru
nomor satu di OSIS. Maklumlah, OSIS adalah satu-satunya organisasi resmi
di sekolah yang diatur oleh UU Pemerintah. OSIS adalah organisasi
tertinggi walaupun sejajar dengan organisasi MPK (Majelis
Permusyawarahan Kelas) namun nama dan kinerja OSIS lebih terkemuka.
Selayaknya Presiden Indonesia yang sejajar dengan MPR-nya.
Organisasi-organisasi lain berada di bawah OSIS sebagai cabang
selayaknya departemen atau kementerian dalam kepemerintahan negeri ini.
Pantas saja kalau ketua umum OSIS yang baru akan amat ditunggu-tunggu
sebagai pihak yang memegang dan bertanggungjawab atas organisasi besar
ini dan segala cabang organisasi di bawahnya.
Tak pernah
terobsesi di pikiranku untuk menjadi seorang ketua umum OSIS. Walaupun
bilamana teman-temanku mempercayaiku dan aku pun sanggup
melaksanakannya, aku akan tersedia. Namun ini terlalu berat bagiku, aku
lebih memilih untuk tidak, dan aku lebih memilih untuk menjadi pengurus
saja. Mungkin untuk menjadi ketua di organisasi lain, aku bersedia,
namun belum untuk menjadi seorang ketua umum OSIS. Ketika jam istirahat berlangsung, aku sedang melamun, dan seketika itu salah seorang temanku menghampiriku.
“Dan,
kamu kan cukup aktif di berbagai organisasi. Ini aku ada formulir
pendaftaran jadi ketua OSIS, kamu mau daftar gak?” Ujar Diah.
Diah
Bima Wulandari itulah nama lengkapnya, ia teman sekelasku dan ia adalah
pengurus MPK yang sedang mencari bakal calon untuk menjadi pasangan
ketua Umum – ketua I OSIS.
“Gak, ah. Aku belum minat untuk itu, masih banyak teman lain yang lebih berkompeten.” Jawabku.
“Ambil
aja, Dan. Daripada si Gunawan besok menang mutlak dan menjadi ketua
umum OSIS. Aku gak sudi kalau si Gun jadi ketua umum OSIS. Dia kan
anaknya agak berandal, apalagi kita lihat kinerjanya selama ini
malas-malasan,” ujar Woro Suprapti, teman akrab Diah.
Gunawan
Reza Setiadi begitulah nama lengkapnya. Ia adalah sosok yang garang dan
terlihat tegas, kinerjanya terbilang masih malas-malasan selama ini
selama menjadi pengurus OSIS. Pasalnya selama ini aku satu organisasi
dengannya dan banyak juga teman-teman yang kurang menyukai
kemalas-malasannya itu. Namun, di balik itu ia mempunyai dukungan yang
sangat kuat, terutama dari teman-teman yang terbilang agak bandel.
Mungkin itu yang akan sangat membantunya bila dia mencalonkan nanti.
Sementara, aku hanya anak polos biasa, memang aku pun punya banyak
dukungan tertuma dari teman-teman yang terbilang sesama polos.
Lalu
aku pun menanggapi Woro, “Iya emang sih. Tapi gimana lagi, aku belum
siap. Aku pikirkan ini dulu aja. Lagian gak masalah sapa aja pemimpinya
asalkan punya anak buah yang berkompeten.”
“Menurut kami,
kamu lebih pantas, Dan. Ambil aja dulu formulir ini, terserah kamu mau
kembalikan tau gak. Kami lebih mendukungmu,” tegas Diah.
Aku
ambil saja formulir itu. Sekedar untuk menyenangkan hati kedua temanku
sejenak. Entahlah, aku sekarang jadi bingung. Apa yang akan aku
putuskan, cepat-lambat harus kuputuskan. Namun, ini belum cukup kuat
untuk memengaruhiku.
Suatu sore ketika aku selesai
menghadiri rapat suatu organisasi di sekolah. Aku bertemu dengan ketua
umum MPK yang baru di lorong kelas. Namanya Satriyanto, ia kemudian
bertanya padaku,”Dengar-dengar kamu mau mencalonkan jadi ketua umum OSIS
ya, Dan?”.
“Belum terpikir dalam benakku, Sat. Kalau
misalnya memang aku dipercayai, aku mending jadi ketua I OSIS aja, Sat.
Insyaallah kalau ketua I OSIS aku bisa siap. Aku akan membantu penuh
kinerja dari ketua umum kelak,” sahutku.
Dalam benakku menjadi
ketua umum OSIS sangatlah berat, banyak tanggungan, dan risiko. Jika
ditanya kesiapan aku lebih condong menjadi ketua I, ketua I memang
sama-sama berat, namun sepenuhnya aku akan mebantu ketua umum kelak.
“Aku
mendukungmu bila kamu maju, Dan. Kamu lebih layak daripada si Gunawan
dan belum ada calon lain yang berkompeten muncul di permukaan. Namun
bagaimana dengan nasib BCC, Dan? Kamu kan ketua II BCC dan mas Irfan
Handoko Putra (ketua umum BCC 2009/2010) mengajukkan namamu sebagai
kadidat tunggal Ketua Umum BCC 2010/2011,” kata Satria.
Dalam
organisasi di sekolah ini tidak boleh ada siswa yang menjabat ganda
sebagai ketua dari dua atau lebih organisasi. Boleh menjadi pengurus
secara ganda namun tidak untuk menjadi ketua ganda dalam
organisasi-organisasi.
“Akan segera kuputuskan, Sat. Kalau
aku jadi mencalonkan diri untuk ketua I OSIS dan alhamdulillah bisa
terpilih maka aku akan menyerahkan jabatan Ketua Umum BCC 2010/2011
kepada si Andik Fandy Irawan. Andik juga berkompeten dalam hal itu,”
tegasku.
Aku pun segera meninggalkan sekolah dan beranjak pulang ke rumah. Bersambung....! Menuju bagian 2!
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!