Pengenalan Bentuk Penggunaan Lahan - Guntara.com

Saturday 13 April 2013

Pengenalan Bentuk Penggunaan Lahan

Interpretasi citra adalah perbuatan mengkaji foto udara dan atau citra dengan maksud untuk mengidentifikasi obyek dan menilai arti pentingnya obyek tersebut [Estes dan Simonett dalam Sutanto, 1994:7]. Menurut Lintz Jr. dan Simonett [dalam Sutanto, 1994:7], ada tiga rangkaian kegiatan yang diperlukan dalam pengenalan obyek yang tergambar pada citra, yaitu: (1) Deteksi, adalah pengamatan adanya suatu objek, misalnya pada gambaran sungai terdapat obyek yang bukan air. (2) Identifikasi, adalah upaya mencirikan obyek yang telah dideteksi dengan menggunakan keterangan yang cukup. Misalnya berdasarkan bentuk, ukuran, dan letaknya, obyek yang tampak pada sungai tersebut disimpulkan sebagai perahu motor. (3) Analisis, yaitu pengumpulan keterangan lebih lanjut. Misalnya dengan mengamati jumlah penumpangnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa perahu tersebut perahu motor yang berisi dua belas orang.
Contoh Peta Penggunaan Lahan www.guntara.com
Contoh Peta Penggunaan Lahan (gambar: mongabay.co.id)
Interpretasi citra dalam penginderaan jauh dapat dimanfaatkan untuk pemetaan penutup lahan dan penggunaan lahan dan penggunaaan lahan sesudah memasuki tahap operasional, bahkan semakin lama dirasakan semakin menguntungkuan dibandingkan survei langsung di lapangan. Banyaknya jenis citra penginderaan jauh yang ada pada saat ini sangat menguntungkan dalam pemilihan citra yang sesuai dengan tujuan pemetaan penggunan lahan, yaitu untuk pemetaan penggunaan lahan skala kecil dengan skala besar.

Penggunaan lahan ialah segala macam campur tangan manusia, baik secara menetap ataupun berpindah-pindah, terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun kedua-duanya [Rika Harini, 2005].

Penggunaan lahan pada umumnya digunakan untuk mengacu pemanfaatan lahan masa kini karena aktivitas manusia bersifat dinamis. Sehingga perhatian kajian seringkali diarahkan pada perubahan penggunaan lahan (baik secara kualitatif maupun kuantitatif) atau segala sesuatu yang berpengaruh terhadap lahan [Rika Harini, 2005]. Contoh penggunaan lahan yaitu, pertanian, perdagangan, dan pemukiman [Jensen, 2005].

Penggunaan lahan mencerminkan sejauh mana usaha  atau campur tangan manusia dalam memanfaatkan dan mengelola lingkungannya. Data penggunaan/tutupan lahan ini dapat disadap dari foto udara secara relatif mudah, dan perubahannya dapat diketahui dari foto udara multitemporal. Teknik interpretasi foto udara termasuk di dalam sistem penginderaan jauh. Penginderaan jauh merupakan ilmu dan seni untuk memperoleh informasi tentang obyek, daerah atau gejala dengan cara menganalisis data yang diperoleh dengan menggunakan alat tanpa kontak langsung dengan obyek, daerah, atau gejala yang dikaji [Lillesand dan Kiefer, 1999].

Pemanfaatan citra penginderaan jauh sebagai sumber data untuk pemetaan penggunaan lahan sangat dipengaruhi oleh: (a) resolusi spektral, (b) resolusi spasial, (c) skala dan (d) tingkat kerumitan obyek yang direkam pada citra tersebut. Pemilihan panjang gelombang, resolusi spasial dan skala yang tepat akan sangat menetukan ketelitian hasil identifikasi penggunaan lahan. Di samping itu tingkat kerumitan obyek juga mempunyai pengaruh yang cukup besar, semakin tinggi kerumitan obyek yang direkam akan menyulitkan untuk mengidentifikasi obyek pengguaann lahan secara individual. [Anonim, 2005].

Sistem klasifikasi penggunaan lahan yang digunakan akan ikut menentukan ketelitian dalam identifikasi penggunaan lahan. Beberapa masalah yang terkait dengan sistem klasifikasi penggunaan lahan adalah : (a) pemberian batasan istilah / kategori penggunaan lahan yang tidak seragam, (b) kesesuaian dengan tujuan pemetaan yang dilakukan, dan (c) kesulitan dalam penyusunan sistem klasifikasi secara hirarki, yaitu bertingkat dari skala ditinjau sampai dengan skala besar. [Anonim, 2005].

Klasifikasi penggunaan lahan merupakan pedoman atau acuan dalam proses interpretasi apabila data pemetaan penggunaan lahan menggunakan citra penginderaan jauh. Tujuan klasifikasi supaya data yang dibuat informasi yang sederhana dan mudah dipahami. Sedangkan para ahli berpendapat Penggunaan lahan yaitu segala macam campur tangan manusia, baik secara menetap maupun berpindah – pindah terhadap suatu kelompok sumberdaya alam dan sumberdaya buatan, yang secara keseluruhan disebut lahan, dengan tujuan untuk mencukupi kebutuhan baik material maupun spiritual, ataupun kedua – duanya [Malingreau, 1978].

Pemilihan skema sistem klasifikasi yang sesuai dengan tujuan yang dimaksud menentukan kesuksesan pemetaan penutup dan penggunaan lahan. Berikut ini berbagai sistem klasifikasi yang cocok untuk wilayah perkotaan :

1. Land Based Classification Standard [Jensen, 2005]
Sistem klasifikasi Land Based Classification Standard (LBCS) merupakan sistem klasifikasi berjenjang yang komprehensif yang mampu menyaiikan informasi penggunaan lahan kota yang cocok diekstraksi dari citra resolusi spasial tinggi. Sistem klasifikasi ini dikembangkan oleh the American Planning Association tahun 2006. Sistem klasifikasi ini membutuhkan data masukan survei lapangan (in-situ), foto udara, dan citra satelit untuk memperoleh informasi mengenai bidang yang memuat karakteristik aktivitas, fungsi, perkembangan letak, struktur, dan kepemilikan. Sistem klasifikasi ini menyediakan kode yang unik dan deskripsi tentang perdagangan dan penggunaan lahan untuk industri, tetapi tidak mengakomodasi keberadaan tutupan lahan vegetasi.

2. USGS Land Use/ Land Cover Classification Systems for Use Remote Sensor Data
Sistem ini diperkenalkan oleh Anderson (1976) di U.S. Geological Survey Circular 671. Jenis dan jumlah informasi penutup dan penggunaan lahan yang dapat diperoleh tegantung dari sisem sensor yang memiliki ketinggian dan resolusi yang berbeda. Sistem klasifikasi ini tidak secara khusus dibuat untuk kajian perkotaan, tetapi demikian selama lebih dua dekade digunakan dalam kajian perkotaan [Jensen, 2005].

1 comment:

  1. Mantap tulisan bapak...
    boleh tidak saya minta judul buku Rika Harini yang di gunakan sebagai referensi!
    Thanks sebelumnya!

    ReplyDelete

Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!