Resolusi spasial adalah ukuran objek terkecil yang masih dapat disajikan dibedakan, dan dikenali pada citra. Semakin kecil ukuran objek yang dapat direkam, semakin baik resolusi spasialnya. Begitupun sebaliknya, semakin besar ukuran objek yang dapat direkam, semakin buruk resolusi spasialnya.
sumber gambar : MTNugroho |
Seiring berkembangnya citra satelit penginderaan jauh dengan berbagai variasi resolusi spasial, maka munculan istilah resolusi tinggi dan resolusi rendah. Pada istilah pertama, ukuran pikselnya relatif kecil sehingga dapat menggambarkan bagian permukaan bumi secara detial dan halus. Sementara yang kedua, ukuran pikselnya relatif besar sehingga hasil penggambarannya agak kasar [Prahasta, 2008].
Pengertian lain menyebutkan bahwa resolusi spasial ialah luas suatu objek di bumi yang diukur dalam satuanp piksel pada citra satelit. Apabila suatu objek dilakukan pengambilan gambar yang mempunyai ukuran luas aslinya 30m x 30m ditampilkan pada citra satelit dengan ukuran 1 piksel maka citra satelit tersebut mempunyai resolusi spasial 30m. Dengan kata lain apabila citra mempunyai resolusi spasial 30m, maka 1 piksel pada citra satelit mewakili luasan aslinya berukuran 30m x 30m. Jadi semakin kecil ukuran asli suatu objek tersebut dalam 1 piksel pada citra satelit maka semakin jelas dan detail tampilan objek tersebut Pada citra satelit. Seperti halnya data citra digital Worldview 2 yang mempunyai resolusi spasial 0,46m yang berarti setiap 1 piksel ukuran objek pada citra Worldview 2 mewakili 0,46m x 0,46m ukuran nyata objek tersebut, begitu juga dengan citra Worldview 1 yang mempunyai resolusi spasial 0,5m dan citra quickbird yang mempunyai resolusi spasial 0,6m, tentu sangat jelas dan detail sekali tampilan objek tersebut. Dengan resolusi spasial tinggi yang dimiliki citra digital Worldview 2, Worldview 1, dan Quickbird sangat membantu kita dalam mengidentifikasi semua objek spasial yang ada di muka bumi.
Seorang Ilmuwan, Floyd F. Sabins dalam bukunya “Remote Sensing: Principles and Interpretation” (1997) mendefinisikan resolusi spasial sebagai “kemampuan untuk membedakan diantara jarak dua objek yang berdekatan pada citra” atau resolusi spasial dapat juga didefinisikan sebagai tingkat kerincian/ kedetailan objek yang terekam pada citra. Resolusi ini dapat digambarkan sebagai ukuran terkecil objek di muka bumi yang dapat dideteksi oleh sensor penginderaan jauh. Objek terkecil ini disajikan dalam sebuah piksel. Piksel dalam bahasa Inggris adalah pixel (picture element).
Setiap piksel diwakili oleh luas persegi empat pada citra dimana ini tergantung pada kemampuan sensor untuk memisahkan (mendeteksi) objek yang berbeda ukurannya. Sebagai contoh, sensor Enhanced Thematic Mapper Plus (ETM+) pada satelit Landsat 7 memiliki resolusi spasial maksimum 15 meter. Oleh karena itu, tiap-tiap piksel menunjukkan ukuran luas 15m X 15m, atau 225m2. Resolusi spasial lebih tinggi (luas piksel lebih kecil) artinya bahwa sensor dapat melihat/mendeteksi objek yang lebih kecil dengan menjumlahkan seluruh piksel pada citra, maka dapat dihitung luas liputan citra.
Add caption |
Ukuran piksel scanner (pemindai) dari pesawat terbang dan satelit ruang angkasa adalah fungsi dari sensor (optics dan sampling rate) dan wahana (ketinggian dan kecepatan). Sebagai contoh Landsat 7 ETM+ dengan ukuran piksel 30m x 30m yang setara dengan skala 1 : 100.000. SPOT Pankromatik dengan ukuran piksel 10m x 10m yang setara dengan skala 1 : 25.000 dan MODIS yang memiliki ukuran piksel 500m x 500m yanng setara dengan skala 1 : 1.000.000. Semakin besar ukuran piksel (skala kecil) maka citra akan meliput arela yang luas (contoh : MODIS), tetapi miskin akan detail kenampakan, sebaliknya semakin kecil ukuran (skala besar) seperti Landsat, SPOT, IKONOS memberikan detail yang baik untuk objek khusus, tetapi tidak menurunkan banyak data untuk diapakai pada penelitian yang luas.
Resolusi spasial pada sensor pasif dari citra non-fotografik (yang tidak menggunakan film) ditentukan dengan beberapa cara. Di antaranya yang paling umum digunakan adalah berdasarkan dimensi dari instantaneous field of view (IFOV) yang diproyeksikan ke bumi. IFOV ini merupakan fungsi dari ukuran detektor, tinggi sensor dan optik. Pada sensor digital seperti generasi Landsat dan SPOT, sensor merekam kecerahan (brightness) semua objek yang ada di dalam IFOV. Brightness adalah jumlah radiasi yang dipantulkan atau diemisikan dari permukaan bumi. Dengan kata lain, IFOV adalah suatu areal pada suatu permukaan bumi dalam mana gabungan/campuran brightness suatu permukaan diukur. Nilai kecerahan (brightness value) dari suatu pixel diperoleh dari BV-nya IFOV. Akan tetapi ukuran pixel bisa lebih kecil atau lebih besar dari ukuran IFOV, tergantung dari bagaimana BV tersebut disampel (direkam) oleh sensor. Perlu diperhatikan bahwa resolusi spasial dari suatu sistem cocok untuk suatu kepentingan tertentu sehingga objek di permukaan bumi tidak hanya bisa dideteksi (detectable) tapi juga bisa diidentifikasi (recognizable) dan dianalisis. Detectability adalah kemampuan dari sistem penginderaan jauh untuk merekam keberadaan (eksistensi) suatu objek atau feature dalam suatu bentang alam (landscape). Sebagai contoh, jalan aspal yang walaupun mempunyai ukuran lebih kecil dari resolusi spasialnya, tetapi dapat juga direkam oleh sensor karena memberikan kontras (BV) yang tinggi. Recognizability adalah kemampuan dari seorang interpreter (human interpreter) untuk mengidentifikasi (memberi nama) suatu objek yang dideteksi oleh sensor. Kemampuan ini merupakan fungsi dari pengalaman interpreter dan skala citra.
Tempat yang tepat dari grid citra di permukaan bumi tidak dapat diprediksikan dengan sensor pesawat udara atau ruang angkasa. Konsekuensinya, sebuah piksel suatu kenampakan objek mempunyai pantulan kontras yang dipengaruhi oleh latar belakangnya, sehingga piksel tunggal belum tentu mewakili objek yang sama. Pengenalan dan pembedaan suatu objek lebih tipikal pada citra sebagai bagian dari lebih dari 4 piksel. Faktor lain yang menentukan adalah kehalusan permukaan objek, kerena efek kekuatan dan arah dari pantulan.
Resolusi spasial pada sensor pasif dari citra non-fotografik (yang tidak menggunakan film) ditentukan dengan beberapa cara. Di antaranya yang paling umum digunakan adalah berdasarkan dimensi dari instantaneous field of view (IFOV) yang diproyeksikan ke bumi. IFOV ini merupakan fungsi dari ukuran detektor, tinggi sensor dan optik. Pada sensor digital seperti generasi Landsat dan SPOT, sensor merekam kecerahan (brightness) semua objek yang ada di dalam IFOV. Brightness adalah jumlah radiasi yang dipantulkan atau diemisikan dari permukaan bumi. Dengan kata lain, IFOV adalah suatu areal pada suatu permukaan bumi dalam mana gabungan/campuran brightness suatu permukaan diukur. Nilai kecerahan (brightness value) dari suatu pixel diperoleh dari BV-nya IFOV. Akan tetapi ukuran pixel bisa lebih kecil atau lebih besar dari ukuran IFOV, tergantung dari bagaimana BV tersebut disampel (direkam) oleh sensor. Perlu diperhatikan bahwa resolusi spasial dari suatu sistem cocok untuk suatu kepentingan tertentu sehingga objek di permukaan bumi tidak hanya bisa dideteksi (detectable) tapi juga bisa diidentifikasi (recognizable) dan dianalisis. Detectability adalah kemampuan dari sistem penginderaan jauh untuk merekam keberadaan (eksistensi) suatu objek atau feature dalam suatu bentang alam (landscape). Sebagai contoh, jalan aspal yang walaupun mempunyai ukuran lebih kecil dari resolusi spasialnya, tetapi dapat juga direkam oleh sensor karena memberikan kontras (BV) yang tinggi. Recognizability adalah kemampuan dari seorang interpreter (human interpreter) untuk mengidentifikasi (memberi nama) suatu objek yang dideteksi oleh sensor. Kemampuan ini merupakan fungsi dari pengalaman interpreter dan skala citra.
Tempat yang tepat dari grid citra di permukaan bumi tidak dapat diprediksikan dengan sensor pesawat udara atau ruang angkasa. Konsekuensinya, sebuah piksel suatu kenampakan objek mempunyai pantulan kontras yang dipengaruhi oleh latar belakangnya, sehingga piksel tunggal belum tentu mewakili objek yang sama. Pengenalan dan pembedaan suatu objek lebih tipikal pada citra sebagai bagian dari lebih dari 4 piksel. Faktor lain yang menentukan adalah kehalusan permukaan objek, kerena efek kekuatan dan arah dari pantulan.
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!