Ketika Musim Hujan Kedalaman Air Sumur Ini Tidak Lebih Dari Dua Meter - Guntara.com

Monday, 7 January 2013

Ketika Musim Hujan Kedalaman Air Sumur Ini Tidak Lebih Dari Dua Meter

Kedalaman Air Sumur Ini Tidak Lebih Dari 2 Meter
Musim hujan yang terjadi pada bulan-bulan ini membuat peredaran air di tanah kembali tinggi. Siklus hidrologi memelihari peredaran air di bumi ini. Salah satu akibat dari musim hujan yang hujannya cukup intensif ini adalah semakin banyak volume air yang berada di daratan, baik di atas tanah atau pun di bawah tanah. Apabila air tersebut berada di atas tanah maka disebut air permukaan, contohnya sungai atau danau. Sedangkan apabila air tersebut berada di bawah tanah maka disebut airtanah, contohnya air sumur.

Apakah kalian pernah memperhatikan kondisi sumur kalian ketika hujan? Mungkin sebagian dari kalian jarang atau bahkan tidak pernah memperhatikannya. Ada banyak alasan mengapa kalian tidak sempat memperhatikannya, alasan yang paling konkrit adalah di rumah kalian memakai pompa air sehingga tidak perlu menengok sumur apabila tidak ada suatu gejala tertentu. Terlebih apabila sumur kalian sudah ditutup atasnya sehingga kalian tidak bisa melihat kondisi air sumurnya. Ada lagi apabila kalian menggunakan sumur bor yang diameter lubang sumurnya hanya 15 cm (sebesar pralon), mana mungkn kalian bisa melihat kondisi air sumurnya.

Beruntunglah saya tidak seperti kalian. Alhamdulillah, saya Ilham Guntara (18 tahun) masih bisa menikmati kondisi air dalam sumur dan saya pun setiap saat memantaunya. Dalam rumah yang keluarga saya tepati, kami tidak memakai sistem pompa air untuk suplai air bersih kami. Kami masih menggunakan cara konvensional (tradisional) yaitu menimba air langsung dari sumur. Bukan tanpa alasan, alasan kami adalah kedalaman air sumur di rumah kami tidak lebih dari 3 meter saat kemarau dan kurang dari 2 meter bahkan bisa 1 meter saat musim hujan. Ini sungguh-sungguh terjadi! Sehingga akan lebih hemat energi (listrik) jika kami secara manual menimbanya, hitung-hitung bisa untuk kegiatan olahraga setiap hari. Jika saja kedalaman air sumur di rumah kami lebih dari 10 meter atau 15 meter, rasanya saya sendiri pun tidak akan sudi jika disuruh menimbanya setiap saat. Beruntuglah kami, alhamdulillah.

Hampir setiap saat saya melihat kondisi air di dalam sumur. Ketika mandi esok dan sore hari, ketika buang air kecil, dan ketika ada keperluan di belakang secara otomatis saya akan melihat kondisi air di dalam sumur saya karena saya menimba air dari sumur untuk mengganti air yang telah saya gunakan untuk keperluan.

Hal menarik saya saksikan ketika musim penghujan tiba. Ketika siang hari hujan, sore hari hujan sampai malam hari pun hujan. Keesokan harinya saya menengok sumur saya, saya sungguh takjub ketika kedalaman air sumur itu tidak kurang dari 2 meter. Mungkin menurut saya sekitar 1 meter. Subhanallah, betapa dekatnya rezeki Allah di mata kita. Air adalah salah satu rezeki Allah yang sangat luar biasa. Masih ingatkah kalian ketika Bumi awalnya diciptakan dalam kondisi kering kerontang, kemudian Allah menurunkan hujan untuk menghidupi Bumi ini, selanjutnya Allah menyebar berbagai tumbuhan serta binatang di dalamnya. Sungguh Mahabesar Allah, Subhanallah. Alhamdulillah, sumur yang dangkal ini merupakan suatu anugerah dari Allah.
Kedalaman Air Sumur Ini Tidak Lebih Dari 2 Meter
Ketika kedalaman airtanah (sumur) di rumah sekitar 1 meter tersebut, rasa-rasanya saya sendiri ingin terjun masuk ke dalam sumur itu. Betapa segarnya yang saya rasakan, betapa kesejukkan menaungi hati ini ketika melihat air sumur tersebut. Terlebih air sumur tersebut tergolong jernih tanpa ada pencemaran sedikit pun. Walaupun tidak sejernih air di mata air pegunungan alami. Apabila kalian tidak percaya kalau ada sumur dengan kedalaman airtanah kurang dari 2 meter silakan datang ke rumah saya. Kediaman saya berada di Dusun Gabusan, Timbulharjo, Sewon, Bantul. Bertahun-tahun saya perhatikan kedalamannya seperti itu terus, sejak saya masih kecil sampai saya sudah besar sekarang tidak ada perubahan berarti dari kedalaman sumur tersebut. Pertama saya melihatnya memang cukup heran, kok ada sumur sedangkal ini. Sumur di daerah Gabusan ini memang tergolong dangkal bila dibandingkan ketika saya di Jetis dan Imogiri kedalaman sumur disana lebih dari 15 meter.

Menurut saya air sumur tersebut termasuk dalam akuifer bebas. Apabila dimasukkan ke dalam akuifer menggantung tidak relevan karena bertahun-tahun kondisi air sumur tersebut tidak berubah (tidak habis atau surut). Akuifer sendiri adalah tempat dimana dapat menyimpan air dalam jumlah sedikit atau banyak. Akuifer terdiri dari formasi lapisan batuan yang mampi menyimpan dan mengalirkan (meneruskan) air dalam jumlah yang cukup. Cukup artinya cukup untuk mengisi sumur-sumur, mata air, atau sungai sepanjang waktu. Sedangkan akuifer bebas merupakan akuifer yang tidak tertekan (kondisi airnya tenang), berada di atas impermeable layer, batas atasnya adalah water table, dan sumber air dari proses infiltrasi serta perkolasi di atasnya (umumnya dekat dengan permukaan tanah kalau jauh dari permukaan tanah biasanya disebut sumur bawah tanah/akuifer tertekan).

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!