Klasifikasi Jenis-Jenis Tanah Versi Indonesia - Guntara.com

Wednesday 6 April 2016

Klasifikasi Jenis-Jenis Tanah Versi Indonesia

Interaksi antara faktor-faktor pembentuk tanah akan menghasilkan tanah dengan sifat-sifat yang berbeda. Berdasarkan pada faktor pembentuk dan sifat tanah inilah, beberapa ahli mengklasifikasikan tanah dengan klasifikasi yang berbeda. Tingkat kategori yang sudah banyak dikembangkan dalam survei dan pemetaan tanah di Indonesia, yaitu tingkat kategori jenis (great soil group). Klasifikasi jenis-jenis tanah pada tingkat tersebut sering digunakan untuk mengelompokkan tanah di Indonesia.
Klasifikasi Jenis-Jenis Tanah Versi Indonesia (gambar: katailmu.com)
Klasifikasi Jenis-Jenis Tanah Berikut Penjelasannya
  1. Tanah Organosol atau Tanah Gambut, Tanah jenis ini berasal dari bahan induk organik dari hutan rawa, mempunyai ciri warna cokelat hingga kehitaman, tekstur debu lempung, tidak berstruktur, konsistensi tidak lekat sampai dengan agak lekat, dan kandungan unsur hara rendah. Tanah ini terbentuk karena adanya proses pembusukan dari sisa-sisa tumbuhan rawa. Banyak terdapat di rawa sumatra, Kalimantan dan Papua, kurang baik untuk pertanian maupun perkebunan karena derajat keasaman tinggi.
  2. Tanah Aluvial, Jenis tanah ini masih muda,belum mengalami perkembangan. Bahannya berasal dari material halus yang diendapkan oleh aliran sungai. Oleh karena itu, tanah jenis ini banyak terdapat didaerah datar sepanjang aliran sungai. 
  3. Tanah Regosol, Tanah ini merupakan endapan abu vulkanik baru yang memiliki butir kasar. Penyebaran terutama pada daerah lereng gunung api. Tanah ini banyak terdapat didaerah Sumatra bagian timur dan barat, Jawa, Bali dan Nusa Tenggara. 
  4. Tanah Litosol, Tanah litosol merupakan jenis tanah berbatu-batu dengan lapisan yang tidak begitu tebal. Bahannya berasal dari jenis batuan beku yang belum mengalami proses pelapukan secara sempurna. Jenis tanah ini banyak ditemukan dilereng gunung dan pegunungan di seluruh Indonesia. 
  5. Tanah Latosol, Tanah latosol tersebar didaerah beriklim basah, curah hujan lebih dari 300 mm/tahun, dan ketinggian tempat berkisar 300-1.000 meter. Tanah ini terbentuk dari batuan gunung api kemudian mengalami proses pelapukan lanjut. 
  6. Tanah Grumusol, Tanah grumusol berasal dari batu kapur, batuan lempung, tersebar didaerah iklim subhumid atau subarid dan curah hujan kurang 2.500 mm/tahun.
  7. Tanah Podsolik, Tanah podsolik ini berasal dari batuan pasir kuarsa, tersebar didaerah beriklim basah tanpa bulan kering, curah hujan lebih 2.500 mm/tahun. Tekstur lempung hingga berpasir, kesuburan rendah hingga sedang, warnah merah dan kering. 
  8. Tanah Podsol, Tanah podsol ini berasal dari batuan induk pasir. Penyebaran didaerah ber iklim basah, topografi pegunungan, misalnya didaerah Kalimantan Tengah, Sumatra Utara dan Papua Barat. Kesuburan tanah rendah. 
  9. Tanah Andosol, Tanah jenis ini berasal dari bahan induk abu vulkan. Penyebaran didaerah beriklim sedang dengan curah hujan diatas 2.500 mm/tahun tanpa bulan kering. Umumnya dijumpai didaerah lereng atas kerucut vulkan pada ketinggian diatas 800 meter. Warna tanah jenis ini umumnya cokelat, abu-abu hingga hitam. 
  10. Tanah Mediteran Merah Kuning, Tanah jenis ini berasal dari batuan kapur keras (limestone). Penyebaran didaerah beriklim subhumid, topografi karst dan lereng vulkan dengan ketinggian dibawah 400 m. Warna tanah cokelat hingga merah. Khusus tanah mediteran merah kuning didaerah topografi karst disebut "Terra Rossa"
  11. Hidromorf Kelabu, Jenis tanah ini perkembangannya lebih dipengaruhi oleh faktor lokal yaitu topografi yang berupa dataran rendah atau cekungan, hampir selalu tergenang air dan warna kelabu hingga kekuningan.

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!