Analisis data hujan suatu wilayah berkaitan dengan curah hujan. Curah hujan adalah jumlah total air yang jatuh di permukaan tanah datar selama periode tertentu yang diukur dengan satuan tinggi (mm) di atas permukaan horizontal bila tidak terjadi evaporasi, runoff, dan infiltrasi. Satuan CH adalah mm atau inchi.
Ilustrasi Hujan (sumber gambar: Republika) |
Curah hujan termasuk salah satu unsur iklim yang penting dan merupakan bagian dari daur hidrologi yang tidak terpisahkan. Distribusi hujan akan berbeda-beda menurut ruang dan waktu sebagai akibat dari pengaruh faktor cuaca lainnya seperti suhu, angin, radiasi surya dan kelembaban serta kondisi topografi. Data hujan merupakan data yang mempunyai sifat fundamental dan sangat diperlukan untuk keperluan perencanaan ataupun pekerjaan-pekerjaan yang terkait dengan hidrologi seperti erosi tanah, pengendalian banjir, irigasi dan cadangan/ketersediaan air.
Curah hujan rata-rata di seluruh daerah yang bersangkutan diperlukan untuk penyusunan suatu rancangan pemanfaatan air dan rancangan pengendalian banjir, bukan menggunakan curah hujan pada suatu titik tertentu. Curah hujan ini disebut curah hujan daerah dan dinyatakan dalam mm. Dengan melakukan penakaran pada suatu stasiun hujan hanyalah didapat curah hujan di suatu titik tertentu. Bila dalam suatu area terdapat penakar curah hujan, maka untuk mendapatkan harga curah hujan areal adalah dengan mengambil harga rata-ratanya.
Hujan adalah komponen masukan yang paling penting dalam proses analisis hidrologi, karena kedalaman curah hujan (rainfall depth) yang turun dalam suatu DAS akan dialihragamkan menjadi aliran di sungai, baik melalui limpasan permukaan (surface runoff), aliran antara (interflow, sub-surface runoff), maupun sebagai aliran air tanah (groundwater flow) (Sri Harto, 1993).
Proses pembentukan hujan terjadi karena tersedianya udara lembab yang biasanya terjadi karena adanya gerakan udara mendatar, terutama sekali yang berasal dari atas lautan, yang dapat mencapai ribuan kilometer. Terangkatnya udara keatas dapat terjadi dengan 3 cara yaitu hujan konvektif, hujan siklon (cyclonic) dan hujan orografik (orographic rainfall).
Untuk memperoleh besaran hujan yang dapat dianggap sebagai kedalaman hujan, diperlukan sejumlah stasiun hujan dengan pola penyebaran yang telah diatur oleh WMO (World Meteorological Organisation). Alat pengukur hujan terdiri dari dua jenis, yaitu alat ukur hujan biasa (manual raingauge) dan alat ukur hujan otomatik (automatic raingauge) (Sri Harto, 1993). Pengukuran hujan di stasiun-stasiun hujan merupakan hujan titik (point rainfall), sedangkan informasi yang dibutuhkan dalam analisis adalah hujan yang terjadi dalam suatu DAS tertentu (catchment rainfall).
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!