Mengharap memori indah tahun 1974 terulang
Sebuah pengalaman besar akan didapat Indonesia kala bertandingan melawan semifinalis Piala Dunia. Kedatangan Uruguay ke Jakarta untuk melakukan friendly match dengan pasukan Merah Putih tak ayal memunculkan gairah bagi insan sepak bola negeri ini.
Bayangkan, perbedaan peringkat FIFA dari kedua negara, Indonesia 131 dan Uruguay 7, 124 strip kita berada di bawah Luis Suarez cs. Dari sisi peringkat saja membayangkan skor menyolok akan tersaji malam nanti di stadion utama Gelora Bung Karno, Senayan. Meski tanpa diperkuat pemain terbaik Piala Dunia, Diego Forlan, tak sedikitpun membuat Indonesia bisa menghadirkan kejutan.
Apalagi Alfred Riedl dipastikan gagal menambah amunisinya. Ketiga pemain calon naturalisasi Johnny van Beukering, Tobias Waisapy dan Raphael Guillermo Eduardo Maitimo dipastikan tak akan berada di dalam line up Indonesia. FIFA telah menolak permohonan Indonesia karena laga ini merupakan laga resmi. Ditambah cedera yang menimpa Arif Suyono dan Kurnia Meiga, pilihan bagi Riedl semakin mengerucut.
Pola 4-5-1 sepertinya akan digunakan untuk meredam agresifitas pasukan Oscar Tabarez. Dengan empat pemain belakang yang kemungkinan besar diisi duet Nova Arianto dan Maman Abdurrahman serta Zulkifli Syukur dan M. Ridwan di kedua sisi, keempat pemain ini harus siap menghadapi gempuran Los Celestes yang sepertinya akan menduetkan Edison Cavani dengan Luis Suarez, jika malah menurunkan tiga penyerang sekaligus guna melengkapi formasi 4-3-3 mereka.
Di lini tengah, lima gelandang pasukan Merah Putih akan dihuni dua gelandang jangkar Ahmad Bustomi serta Hariono. Firman Utina yang beroperasi di tengah akan disupport dua winger yang besar kemungkinan dihuni Boaz Solossa di kiri dan Oktavianus Mainani di kanan. Sementara Bambang Pamungkas sepertinya akan berada sendirian di depan.
Dengan komposisi yang kemungkinan besar tak akan jauh dari skuad di atas, upaya menghentikan permainan cepat Diego Lugano cs adalah melalui pressing ketat. Jika samapi Uruguay dengan mudah mengirim umpan ke jantung pertahanan maupun umpan lambung ke depan gawang, Markus Horison harus bersiap-siap jatuh bangun sepanjang 90 menit pertandingan.
Indonesia sebenarnya memiliki keuntungan. Selain bermain di hadapan puluhan ribu supporter, seharusnya pasukan Merah Putih unggul dalam aklimatisasi cuaca. Keluhan pihak Uruguay dengan panasnya kota Jakarta menunjukkan mereka tak akan nyaman bermain di Gelora Bung Karno.
Jika melihat skill para bintang-bintang dunia macam Diego Lugano, Martin Caceres, Fernando Muslera, Edison Cavani serta Lusi Suarez, memperoleh kesempatan memainkan bola di atas 45 persen adalah suatu prestasi. Dengan kemungkinan Indonesia akan berada dalam tekanan sepanjang laga, menunggu untuk diserang dan melakukan serangan balik cepat tentu bukan pola yang biasa digunakan Bambang Pamungkas cs. Meskipun mau tak mau harus tetap dilakukan.
Memaksimalkan peran kedua winger mungkin sebuah solusi tepat karena kecil peluang Bepe akan menerima servis-servis manis dari lini tengah. Kecepatan Octo dan Boaz bisa dimaksimalkan sembari berharap Uruguay kesulitan mencetak di awal-awal laga. Hal ini akan sedikit memberi kesempatan Indonesia menata permainan. Karena jika di menit-menit awal sudah tercipta gol, alamat hujan gol akan tersaji di Gelora Bung Karno.
Pertandingan ini sendiri akan dipimpin wasit asal Singapura Abbas bin Daud yang dibantu Suaedi Yunus dan Riswanda. Sementara Setiyono ditunjuk untuk menjadi wasit cadangan.
Namun apapun hasilnya nanti, syukur-syukur jika bisa mengulang prestasi manis di tahun 1974. Kala itu Roni Paslah cs sanggup menumbangkan Uruguay dengan skor 2-1 meski dua hari kemudian dalam laga ulang Indonesia harus takluk 2-3. Menampilkan perlawanan yang gagah berani dari pasukan Merah Putih akan lebih diapresiasi oleh segenap masyarakat Indonesia. Pantang menyerah dan sikap sportif membuat wibawa Indonesia di mata Internasional akan terjunjung tinggi. Apalagi sebelum laga dimulai, Presiden SBY direncanakan akan menyalami kedua tim.
Pelatih timnas senior Alfred Riedl dibuat pusing dalam menentukan komposisi pemain menghadapi Uruguay dalam pertandingan persahabatan di Stadion Utama Gelora Bung Karno Jakarta, Jumat [8/10] malam WIB.
Sebuah pengalaman besar akan didapat Indonesia kala bertandingan melawan semifinalis Piala Dunia. Kedatangan Uruguay ke Jakarta untuk melakukan friendly match dengan pasukan Merah Putih tak ayal memunculkan gairah bagi insan sepak bola negeri ini.
Bayangkan, perbedaan peringkat FIFA dari kedua negara, Indonesia 131 dan Uruguay 7, 124 strip kita berada di bawah Luis Suarez cs. Dari sisi peringkat saja membayangkan skor menyolok akan tersaji malam nanti di stadion utama Gelora Bung Karno, Senayan. Meski tanpa diperkuat pemain terbaik Piala Dunia, Diego Forlan, tak sedikitpun membuat Indonesia bisa menghadirkan kejutan.
Apalagi Alfred Riedl dipastikan gagal menambah amunisinya. Ketiga pemain calon naturalisasi Johnny van Beukering, Tobias Waisapy dan Raphael Guillermo Eduardo Maitimo dipastikan tak akan berada di dalam line up Indonesia. FIFA telah menolak permohonan Indonesia karena laga ini merupakan laga resmi. Ditambah cedera yang menimpa Arif Suyono dan Kurnia Meiga, pilihan bagi Riedl semakin mengerucut.
Pola 4-5-1 sepertinya akan digunakan untuk meredam agresifitas pasukan Oscar Tabarez. Dengan empat pemain belakang yang kemungkinan besar diisi duet Nova Arianto dan Maman Abdurrahman serta Zulkifli Syukur dan M. Ridwan di kedua sisi, keempat pemain ini harus siap menghadapi gempuran Los Celestes yang sepertinya akan menduetkan Edison Cavani dengan Luis Suarez, jika malah menurunkan tiga penyerang sekaligus guna melengkapi formasi 4-3-3 mereka.
Di lini tengah, lima gelandang pasukan Merah Putih akan dihuni dua gelandang jangkar Ahmad Bustomi serta Hariono. Firman Utina yang beroperasi di tengah akan disupport dua winger yang besar kemungkinan dihuni Boaz Solossa di kiri dan Oktavianus Mainani di kanan. Sementara Bambang Pamungkas sepertinya akan berada sendirian di depan.
Dengan komposisi yang kemungkinan besar tak akan jauh dari skuad di atas, upaya menghentikan permainan cepat Diego Lugano cs adalah melalui pressing ketat. Jika samapi Uruguay dengan mudah mengirim umpan ke jantung pertahanan maupun umpan lambung ke depan gawang, Markus Horison harus bersiap-siap jatuh bangun sepanjang 90 menit pertandingan.
Indonesia sebenarnya memiliki keuntungan. Selain bermain di hadapan puluhan ribu supporter, seharusnya pasukan Merah Putih unggul dalam aklimatisasi cuaca. Keluhan pihak Uruguay dengan panasnya kota Jakarta menunjukkan mereka tak akan nyaman bermain di Gelora Bung Karno.
Jika melihat skill para bintang-bintang dunia macam Diego Lugano, Martin Caceres, Fernando Muslera, Edison Cavani serta Lusi Suarez, memperoleh kesempatan memainkan bola di atas 45 persen adalah suatu prestasi. Dengan kemungkinan Indonesia akan berada dalam tekanan sepanjang laga, menunggu untuk diserang dan melakukan serangan balik cepat tentu bukan pola yang biasa digunakan Bambang Pamungkas cs. Meskipun mau tak mau harus tetap dilakukan.
Memaksimalkan peran kedua winger mungkin sebuah solusi tepat karena kecil peluang Bepe akan menerima servis-servis manis dari lini tengah. Kecepatan Octo dan Boaz bisa dimaksimalkan sembari berharap Uruguay kesulitan mencetak di awal-awal laga. Hal ini akan sedikit memberi kesempatan Indonesia menata permainan. Karena jika di menit-menit awal sudah tercipta gol, alamat hujan gol akan tersaji di Gelora Bung Karno.
Pertandingan ini sendiri akan dipimpin wasit asal Singapura Abbas bin Daud yang dibantu Suaedi Yunus dan Riswanda. Sementara Setiyono ditunjuk untuk menjadi wasit cadangan.
Namun apapun hasilnya nanti, syukur-syukur jika bisa mengulang prestasi manis di tahun 1974. Kala itu Roni Paslah cs sanggup menumbangkan Uruguay dengan skor 2-1 meski dua hari kemudian dalam laga ulang Indonesia harus takluk 2-3. Menampilkan perlawanan yang gagah berani dari pasukan Merah Putih akan lebih diapresiasi oleh segenap masyarakat Indonesia. Pantang menyerah dan sikap sportif membuat wibawa Indonesia di mata Internasional akan terjunjung tinggi. Apalagi sebelum laga dimulai, Presiden SBY direncanakan akan menyalami kedua tim.
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!