Program Copernicus yang digagas oleh Badan Antariksa Eropa (ESA) telah menetapkan standar baru dalam observasi Bumi global. Inti dari program ini adalah keluarga satelit Sentinel, dan di antara yang paling berpengaruh adalah Sentinel-2. Terdiri dari dua satelit kembar, Sentinel-2A yang diluncurkan pada Juni 2015 dan Sentinel-2B pada Maret 2017, misi ini secara kolektif menyediakan data citra multispektral resolusi tinggi yang belum pernah ada sebelumnya. Misi Sentinel-2 dirancang khusus untuk memantau perubahan lahan dan vegetasi, memberikan akses data yang terbuka dan gratis, yang telah merevolusi kemampuan kita dalam melakukan inventarisasi sumber daya alam, pemantauan lingkungan, hingga penanganan bencana (ESA, 2015).
![]() |
Satelit Sentinel-2 (sumber: esa.int) |
Keunggulan Teknis: Resolusi Spasial dan Temporal yang Luar Biasa
Keunggulan utama Sentinel-2 terletak pada kombinasi antara resolusi spasial dan resolusi temporal yang tinggi. Satelit ini mampu menghasilkan citra dengan resolusi spasial hingga 10 meter, menjadikannya salah satu data gratis dengan detail terbaik di pasaran. Lebih dari itu, karena beroperasi sebagai konstelasi dua satelit, Sentinel-2 dapat mencapai periode kunjungan ulang (revisit time) yang sangat singkat. Di khatulistiwa, ia mampu mengamati lokasi yang sama setiap 5 hari, dan bahkan lebih sering di lintang yang lebih tinggi (Copernicus, n.d.). Frekuensi ini sangat penting untuk pemantauan dinamis seperti pertumbuhan tanaman, pergerakan air, dan tanggap darurat bencana alam, di mana perubahan terjadi cepat dan memerlukan pembaruan data secara berkala.
Spektrum Multispektral yang Luas: Instrumen MSI
Sentinel-2 dilengkapi dengan instrumen MultiSpectral Instrument (MSI) yang canggih, dirancang untuk mengumpulkan data dalam 13 saluran (band) spektral—mulai dari spektrum tampak, Near Infrared (NIR), hingga Shortwave Infrared (SWIR). Rentang spektral yang luas ini memungkinkan analisis yang sangat detail dan spesifik, terutama dalam sektor pertanian dan kehutanan. Misalnya, terdapat tiga band spesifik di daerah 'Red Edge' (Band 5, 6, dan 7) yang sangat sensitif terhadap perubahan kadar klorofil pada vegetasi. Data dari band-band ini jauh lebih unggul dalam membedakan kesehatan vegetasi, mendeteksi stres pada tanaman, dan menentukan tahap pertumbuhan dibandingkan citra tanpa band Red Edge (Drusch et al., 2012).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!