6 Prodi Unik di Sekolah Vokasi UGM Berprospek Kerja Menjanjikan (2) - Guntara.com

Saturday 1 July 2017

6 Prodi Unik di Sekolah Vokasi UGM Berprospek Kerja Menjanjikan (2)

Lanjutan dari bagian 1: Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta merupakan salah satu perguruan tinggi negeri favorit dan berkualitas di Indonesia. Tak pelak ini membuat persaingan masuk ke UGM begitu ketat dan keras. Tak sedikit pejuang calon mahasiswa yang gagal menjadi bagian dari Kampus Biru ini. Jalur SNMPTN sudah diumumkan hasil seleksinya beberapa minggu lalu, dilanjutkan jalur SBMPTN yang dilaksanakan bulan Mei ini, dan masih ada jalur Ujian Tulis bagi yang ingin masuk UGM.
6 Prodi Unik di Sekolah Vokasi UGM Berprospek Kerja Menjanjikan www.guntara.com
6 Prodi Unik di Sekolah Vokasi UGM Berprospek Menjanjikan (gambar: krjogja.com)
Bagi yang merasa frustasi karena senantiasa gagal masuk jenjang sarjana di UGM, patut untuk mencoba di Sekolah Vokasi UGM yang menawarkan jenjang diploma dengan berbagai program studi (prodi). Pendaftaran jenjang diploma ini masih dibuka lama hingga awal Juli 2017 ini. Ada banyak pilihan prodi di Sekolah Vokasi UGM tetapi di sini akan diulas 6 prodi yang dianggap paling unik dan tentunya memiliki prospek kerja yang menjanjikan.

Mengapa 6 prodi ini dianggap unik? Karena lain daripada yang lain, bidang yang dipelajari langka, di perguruan tinggi lain belum tentu ada, dan nama prodinya pun jarang terdengar di telinga. Tentu imbasnya prodi-prodi ini akan relatif lebih rendah peminatnya daripada prodi umum lainnya (Teknik Mesin, Teknis Sipil, Akuntansi, Manajemen, dst) sehingga peluang untuk masuk pun akan jauh terbuka lebih lebar. Meskipun relatif sepi peminat tetapi jangan khawatir masalah prospek kerja justru menjanjikan dan banyak dibutuhkan di zaman sekarang. Berikut 6 prodi unik tersebut:

3. D3 Agroindustri

Agroindustri adalah industri berbasis pertanian, sektor ini merupakan tulang punggung perekonomian nasional dan sumber penghidupan sebagian besar rakyat Indonesia. Indonesia yang memiliki tanah subur dengan lahan pertanian sangat luas membutuhkan banyak tenaga ahli untuk mengelolanya, di sini prodi Agroindustri berperan.

Kompetensi kelulusan yang diharapkan dari prodi ini antara lain: (1) Mampu secara teknis dan operasional mengatasi permasalahan mutu dan produktivitas agroindustri; (2) Terampil dalam menjalankan proses agroindustri yang berwawasan lingkungan; (3) Kreatif dalam melakukan analisis sederhana dengan bantuan teknologi komputasi yang tersedia; (4) Kreatif dalam merekayasa produk agroindustri dalam rangka peningkatan nilai tambah. Fasilitas yang dimiliki prodi ini sangat lengkap untuk mendukung perkuliahan di dalam kelas maupun untuk kegiatan praktikum.

Prospek kerja prodi ini tentu di sektor industri pertanian yang sangat luas. Baik perusahan swasta maupun instansi pemerintah banyak yang bergerak di sektor pertanian ini. Bisa pula berwirausaha secara mandiri untuk menciptakan lapangan kerja terkait produk pertanian yang kreatif dan inovatif sehingga dapat memberdayakan banyak masyarakat sekitar.

2. D3 Pengelolaan Hutan

Hutan di Indonesia masih sangat luas tetapi setiap tahunnya ratusan hektar terbuka entah dijadikan perkebunan, pertanian, atau bangunan. Oleh karena itu, peran lulusan Pengelolaan Hutan masih sangat dibutuhkan di Indonesia ini. Terutama untuk menopang kinerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan serta konsultan-konsultan swasta terkait konservasi alam. 

Kompetensi kelulusan yang diharapkan dari prodi ini antara lain: (1) Kemampuan rehabilitasi hutan dan lahan;(2) Kemampuan manajemen hutan; (3) Kemampuan pengelolaan hasil hutan; (4) Ketrampilan survei, inventarisasi, dan pemetaan; (5) Komunikasi dan pemberdayaan masyarakat. Fasilitas yang tersedia meliputi Laboratotium, Kampus Lapangan Wanagama I Gunungkidul, Wanagama II di Ngawi, Wanagama II di Kebumen, dan Kebun Benih di Jember.

Prospek kerja ke depan untuk prodi ini meliputi: Teknisi Bina Hutan dan Rehabilitasi Lahan (Kementerian Kehutanan, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMS Kehutanan), Teknisi Perencanaan Kehutanan (Kementerian Kehutanan, BUMN dan BUMS Kehutanan), Pengendalian Ekosistem Hutan (Kementerian Kehutanan), Polisi Hutan (Kementerian Kehutanan, Pemerintah Daerah, BUMN dan BUMS Kehutanan), Wiraswasta/Pengusaha, dan LSM dan konsultan di bidang kehutanan.

1. D3 Penginderaan Jauh dan Sistem Informasi Geografi

Nama yang sangat panjang untuk sebuah prodi dan mungkin hanya ada satu-satunya di Indonesia. Bidang geografi di UGM memiliki cakupan ilmu pengetahuan yang luas karena memadukan ilmu alam dengan ilmu sosial. Kompetensi kelulusan yang diharapkan dari prodi ini antara lain: (1) Mampu melakukan teknik-teknik perolehan, pengolahan, analisis, mengelola, dan diseminasi data spasial; (2) Mampu melakukan pemrosesan dan interpretasi citra penginderaan jauh untuk berbagai fenomena geosfer, serta memvisualisasikannya dalam bentuk peta; (3) Mampu memanfaatkan peta dan berbagai citra penginderaan jauh sebagai sarana analisis data spasial; (4) Mampu mengoperasikan berbagai perangkat lunak dan perangkat keras untuk pemetaan, pemrosesan citra dan sistem informasi geografis; dan (5) Mampu melakukan kegiatan survei dan pemetaan.

Fasilitas yang disediakan di prodi ini bisa dikatakan lengkap dan mewah. Peralatan pendukung untuk praktik sangat lengkap, mulai dari komputer dengan spesifikasi tinggi, laboratorium yang lengkap, laptop dan gadget spesifikasi tinggi, dan ada alat-alat survei pemetaan, seperti GPS Geodetik, Total Station, Theodolite, dst. Alat-alat survei pemetaan memang tergolong mewah seperti alat-alat kedokteran karena harganya mencapai ratusan juta rupiah dan itu semua disediakan lengkap di prodi ini.

Prospek kerja untuk prodi ini melimpah di berbagai bidang baik swasta maupun pemerintahan terlebih dengan cakupan ilmunya yang luas baik alam maupun sosial dipelajari. Ilmu penginderaan jauh terkait analisis menggunakan citra satelit dan foto udara sedang populer saat ini. Begitu pula ilmu sistem informasi geografi terkait analisis peta dan data spasial tidak kalah populer. Oleh karena itu, lulusan prodi ini banyak diserap dan dibutuhkan oleh berbagai instansi. Hampir seluruh Kabupaten/Kota saat ini masih kekurangan tenaga terlatih/terdidik dalam pemetaan dan pengelolaan data wilayah dalam menyongsong era otonomi daerah. Belum lagi di tingkat nasional melalui berbagai kementerian dan BUMN sangat membutuhkan tenaga tersebut.

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!