Analisis Tetangga Terdekat - Guntara.com

Thursday 10 July 2014

Analisis Tetangga Terdekat

Analisis tetangga terdekat merupakan salah satu analisis yang digunakan untuk menjelaskan pola persebaran dari titik-titik lokasi tempat dengan menggunakan perhitungan yang mempertimbangkan, jarak, jumlah titik lokasi dan luas wilayah. Analisis ini memiliki hasil akhir berupa indeks, dimana Indeks yang dihasilkan akan memiliki hasil antara 0-2,15. Nilai 0 menunjukkan bahwa polanya cenderung memiliki tipe mengelompok (cluster), sedangkan mendekati 2,15 memiliki tipe pola seragam (regular), sedangkan jika berada di tengah nilainya memiliki pola acak (random). (Aruzzi, 2011).
Pola Persebaran Permukiman (wordpress.com)
Analisis secara spasial merupakan ciri dan keunggulan ilmu geografi dibandingkan dengan ilmu kebumian lain. Peta merupakan salah satu alat yang sangat penting untuk melakukan kajian spasial ini.  Dengan peta maka cakrawala pandangan mata kita akan bertambah luas sehingga daerah yang dicakup juga semakin luas yang pada akhirnya akan memudahkan kita dalam melihat kaitan antar daerah-daerah (spasial) tersebut.  Kajian spasial dapat diartikan suatu kajian yang mencari keterkaitan antara satu daerah dengan daerah lain yang berfungsi sebagai ruang (space), sehingga kajian terhadap suatu daerah akan dapat dilakukan dengan melihat sistem secara keseluruhan dalam daerah yang dikaji. (Khakhim, 1999).

Perkembangan pembangunan permukiman tidak sama di beberapa wilayah. Gambaran tersebut mencerminkan pola pembangunan yang ada. Secara geografis pola dapat diartikan sebagai kekhasan distribusi pada gejala-gejala fisikal atau gejala-gejala nonfisikal pada suatu ruang di permukaan bumi (Yunus, 2011).

Suatu metode untuk mengabstraksikan gejala yang ada ke dalam bentuk yang lebih sederhana diperlukan agar dapat mengenali kekhasan distribusi gejala yang ada di permukaan bumi. Evaluasi persebaran atau distribusi kerungan gejala geografi dapat dipergunakan konsep analisis tetangga terdekat (nearest neighbor analysis) seperti yang telah dijelaskan di atas. Dari analisis tersebut dapat diketahui pola yang terjadi pada suatu wilayah.

Pola persebaran dapat dibedakan menjadi tiga macam, yaitu pola bergerombol atau mengelompok (clustered pattern), pola tersebar tidak merata (random pattern), dan pola tersebar merata (dispersed pattern). Pola bergerombol atau mengelompok sering juga disebut dengan aglomerasi. (Bintarto dan Surastopo, 1987).

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!