Pengenalan Aplikasi ILWIS : Integrated Land and Water Information System - Guntara.com

Sunday 25 May 2014

Pengenalan Aplikasi ILWIS : Integrated Land and Water Information System

ILWIS kepanjangan dari Integrated Land and Water Information System, merupakan perangkat lunak Sistem Iinformasi Geografis (SIG) yang juga memiliki kemampuan untuk pengolahan citra (image processing) pengindraan jauh. Perangkat lunak ini dibuat oleh International Institute for Geo-information Sciences and Earth Observation (ITC), Enschede, Belanda. ILWIS dapat digunakan sebagai alat untuk menginput data, manajemen data dan analisis data untuk kemudian menghasilkan data keluaran (input). Data-data tersebut dapat di georeferences sehingga menghasilkan informasi tentang kejadian di suatu wilayah.
ILWIS versi 3.7 (ilwis.org)
ILWIS tidak jauh berberda dengan perangkat lunak lainnya yang dirancang sebagai alat bantu (tool) dalam aplikasi SIG dan atau Pengindraan Jauh. Hal penting yang membuat ILWIS menarik untuk dipelajari adalah kategorinya sebagai perangkat lunak yang bersifat open source dan freeware atau bebas digunakan. Selain itu kelebihan lainnya adalah software ini memiliki kemampuan untuk melakukan SMCE (Spatial Multi Criteria Evaluation) yang merupakan gabungan antara konsep overlay pada SIG dan AHP (Analytical Hierarchy Process) pada lingkup Decision Support System, yang sangat bermanfaat untuk analisa keruangan.
   
Awal mula ILWIS dimulai tahun 1988 dengan dibuatnya ILWIS versi 1.0. Tahun 1999 dikeluarkan ILWIS for Windows versi 2.23. ILWIS 3.0 support 32 bit multi threading diluncurkan tahun 2001. Dalam perkembangannya, mulai 1 Juli tahun 2007, software ini terbuka penggunaannya (open sources). Sejak tahun 1989, software ini telah digunakan lebih dari 100 kota di banyak negara, dan secara ekstensif digunakan dalam kursus baik di dalam maupun diluar ITC dan digunakan untuk riset maupun proyek penelitian. Model data dalam ILWIS terbagi menjadi data vektor dan raster. Dalam software ILWIS terdapat dua hal yang menjadi komponen dasar yaitu ILWIS Windows dan ILWIS object.
   
ILWIS mempunyai kemampuan untuk input, mengatur, menganalisis dan menyajikan geo-graphical data. Dari data yang ada dapat menghasilkan informasi pada pola spasial dan temporal dan proses pada permukaan bumi. Software ILWIS mempunyai kemampuan yang handal dalam mengolah data raster (data yang berbasis sel, dimana setiap sel mempunyai suatu nilai), tetapi mempunyai kekurangan dalam mengolah data vektor (data berupa garis dan lengkung). Kelemahan dimulai saat digitasi dan editing data vektor, hal ini disebabkan karena produk ILWIS tidak mempunyai fasilitas editing selengkap Arc View. Namun demikian, bukan berarti ILWIS sama sekali tidak bisa dimanfaatkan untuk menganalisis data vector. Untuk analisis geoprocessing dilakukan dengan cara mengkonversi data vektor ke data raster terlebih dahulu, selanjutnya dapat dilakukan analisis modeling seperti pembuatan peta digital elevation model (dem), peta lereng (slope), overlay peta-peta untuk membuat unit peta, melakukan scorring, interpolasi kontur, dan lain sebagainya.
   
Terdapat sejumlah hal pada perangkat lunak ILWIS yang disebut sebagai basic concept. Hal yang termasuk dalam kategori basic concept dalam ILWIS adalah ILWIS window dan ILWIS object. Untuk ILWIS window pada dasarnya terdapat empat tipe window, yaitu:

1.    Main window, merupakan bagian utama yang ditampilakan setiap kali perangkat lunak ILWIS dijalankan. Terdiri dari menu bar, command line, catalog, operation-tree dan operation-list, navigator, standard toolbar, object selection toolbar, dan status bar.

2.    Map window, berfungsi untuk menampilkan data spasial baik format raster maupun vektor. Terdiri dari raster map yang merupakan data format raster dan polygon map, segment map serta point map yang merupakan data format vektor.

3.    Table window, berfungsi untuk menampilakn dan melakukan editing data tabular dan table.

4.    Pixel information window, berfungsi untuk menampilkan informasi mengenai kelas, ID ataupun nilai data spasial secara interaktif.

Sedangkan untuk ILWIS object terdiri dari beberapa tipe dan dapat dikelompokkan menjadi empat kategori, yaitu:

1.    Data object, merupakan data spasial dan data atribut. Terdiri dari raster map, polygon map, segment map, point map dan table.

2.    Container object, merupakan suatu “wadah” yang berisi sekumpulan data object. Terdiri dari map list, object collection, map view, layout, annotation text dan graph.

3.    Service object, berisikan fasilitas atau aksesoris yang diperlukan oleh adapt object. Terdiri dari domain, representation, georeference, dan coordinate system.

4.    Special object, berisikan objek spesial terkait ILWIS.

Kelebihan ILWIS
1.    Open Source (Gratis dan Murah Meriah)
2.    Lebih familiar digunakan untuk analisa ketinggian, kontur, arah aliran material, dan fungsi pendukung analisis hidrologi dan DAS
3.    Konsistensi dalam pemakaian georeference pada peta rupa bumi (georeference dilaksanakan di awal, dan tidak dapat di-by pass)
4.    ILWIS memiliki kemampuan raster processing yang bagus
5.    Konsisten dalam prinsip topologi saat editing dan pembuatan poligon
6.    Tampilan layout-nya bagus
7.    Tidak butuh resource dan spesifikasi komputer yang tinggi
8.    Ada log yang membantu user men-tracking tahapan-tahapan kerjanya
9.    Kemudahan dalam mengimpor peta vektor dan raster dalam banyak macam format umum (misal: Bitmap, TIFF, GIF, ArcView, AutoCAD)
10.    Kemampuan untuk mengintegrasikan data spasial (dalam berbagai format) dan data tabular (kekhususannya: ILWIS paling baik dalam mengimpor data tabular dalam format .dbf seperti di ArcView)
11.    Sangat baik dan lengkap untuk sebuah software tak berbayar

Kekurangan ILWIS
1.    Digitasi Point kurang sempurna (point yang sudah di hapus di view, tidak terhapus di record table)
2.    Measure item kurang sempurna (tidak mencerminkan panjang suatu segmen yang berliku-liku, hanya mencerminkan panjang ‘bagian’ segmen saja yang berupa garis lurus
3.    Modul export import map dan table terkadang tidak konsisten menghasilkan path directory output
4.    Pemakaian polygon bersifat ‘one way’, artinya, jika mau menambahkan polygon tambahan maka harus mengedit dari garis penyusunnya dan atribut harus dilekatkan satu-satu lagi. Ini bermasalah jika jumlah data sangat banyak
5.    Attribute dan tabel map dibuat secara terpisah
6.    Penggunaan Open Pixel Informasinya kurang sesuai dengan pilihan kursor
7.    Ada beberapa bug kecil yg agak menyulitkan bagi user pemula, seperti proses melalui GUI yg kurang konsisten
8.    Terlalu saintifik, sehingga user perlu melakukan semua prosesnya secara berurut sesuai teori dan prinsip GIS/RS
9.    Tidak ada perintah "undo", "redo", "copy", "paste" yg sudah sangat populer
10.    Tidak bisa menyimpan data berformat BLOB (misal: foto atau gambar) pada tabelnya, dan tidak ada fungsi insert hyperlink
11.    Operasional software lebih rumit dibandingkan software komersil lain (misalnya: proses rektifikasi dan mozaik)
12.    Pengguna harus memahami betul konsep domain dan struktur data (mis: jumlah row dalam tabel dan domain harus di-seting lebih awal)
13.    Apabila ada dua tabel yang berbeda domain tidak bisa langsung di gabungkan
14.    Proses tidak dapat diproses dan tidak dapat dilihat preview-nya

No comments:

Post a Comment

Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!