Klasifikasi citra penginderaan jauh
(inderaja) bertujuan untuk menghasilkan peta tematik, dimana tiap warna
mewakili sebuah objek, misalkan hutan laut, sungai, sawah dan lain-lain
(Agus Zainal Arifin dan Aniati Murni 2007).
sumber gambar: tugas praktikumsip |
Klasifikasi
citra digital merupakan proses pengelompokan piksel ke dalam kelas-kelas
tertentu. Hal ini sesuai dengan asumsi yang digunakan dalam klasifikasi
multispektral ialah bahwa setiap objek dapat dibedakan dari yang
lainnya berdasarkan nilai spektralnya (Projo Danoedoro,1996). Pada
umumnya Klasifikasi citra digital yang digunakan adalah klasifikasi
terselia (supervised).
Menurut
Projo Danoedoro (1996) klasifikasi supervised ini melibatkan interaksi
analis secara intensif, dimana analis menuntun proses klasifikasi dengan
identifikasi objek pada citra (training area). Sehingga pengambilan
sampel perlu dilakukan dengan mempertimbangkan pola spektral pada setiap
panjang gelombang tertentu, sehingga diperoleh daerah acuan yang baik
untuk mewakili suatu objek tertentu.
Pengelompokan
nilai piksel pada suatu citra juga dapat dilakukan atas dasar kriteria
tertentu. Pilihan kriteria ini menjadi lebih terbatas dibandingkan
contoh kasus diatas, karena nilai piksel juga terbatas dalam mewakili
gejala dipermukaan bumi. Gejala yang dapat diwakili oleh piksel secara
langsung adalah jenis (atau dalam batas tertentu : kondisi) objek
dipermukaan bumi yang terekam. Objek dengan energi pantulan besar pada
suatu wilayah spektrum (saluran spektral) akan decoding menjadi piksel
dengan nilai tinggi, begitu pula sebaliknya.
Setiap
jenis dan atau kondisi objek mempunyai respons spektral tertentu.
Respons spektral tertentu ini direpresentasikan oleh suatu julat nilai
piksel pada suatu saluran spektral (misalnya antara 12-23, 42-67, dan
sebagainya). Meskipun demikian, antara satu objek dengan objek lain
sering kali tidak terjadi pemisahan julat yang tegas. Sebagai contoh,
objek A mempunyai julat nilai 12-23 pada saluran x, dan objek b
mempunyai julat nilai 21-35 pada saluran yang sama. Artinya, nilai 21-23
merupakan interval nilai ‘milik bersama’, yang dapat diartikan sebagai
representasi objek A ataupun B. Kasus semacam ini banyak terjadi pada
julat 0-255 pada tiap saluran spektral, sehingga ‘tumpang tindih’ pun
banyak terjadi. Akibatnya, untuk menyatakan bahwa julat nilai 12-23
adalah A, 21-35 adalah B, dan seterusnya terdapat kendala ‘tumpang
tindih’ nilai piksel ini. Dengan kata lain, pemilihan setiap kelompok
nilai pada suatu saluran spektral mengacu keklasifikasi jenis objek
menjadi tidak mudah.
Masalah
menjadi semakin rumit ketika tumpang-tindih nilai terjadi pada saluran
lain. Misalnya, pada saluran Y, objek A mempunyai julat nilai 0-9, objek
C mempunyai julat nilai 5-12, dan objek B mempunyai julat nilai 10-32.
Lalu, berdasarkan citra dua saluran tadi, objek mana yang benar-benar A,
benar-benar B, dan benar-benar C ? Untuk menjawab pertanyaan inilah,
teknik klasifikasi multispektral diperlukan.
Pengambilan
keputusan dalam klasifikasi yaitu pemberian label penutup lahan
tertentu pada suatu piksel dalam suatu ruangan spektral (ruang dimensi
dengan setiap saluran berfungsi sebagai sumbu penyusun) pada dasarnya
merupakan pengambilan keputusan dalam menentukan batas antar kelompok
nilai. Observasi atas fenomena alami memberikan hasil bahwa setiap jenis
objek cenderung menyajikan histrogram berupa kurva normal, dimana ada
tendensi sentral pada hasil pengukurannya. Hal yang sama juga berlaku
pada nilai piksel objek. Karena objek yang terliput oleh sensor juga
bermacam-macam, maka histrogram suatu wilayah pada suatu saluran juga
merupakan kumpulan dari berbagai kurva normal yang bersifat multimodal.
Klasifikasi akan dapat dilakukan kalau dianalis dapat ‘memutus’ atau
mengiris setiap kurva ini terpisah dari yang lain, dengan asumsi bahwa
setiap kurva mewakili objek tertentu. Meskipun demikian 2 kurva atau
yang lebih berdekatan sering kali berdekatan sehingga ‘ekor’nya pun
saling berimpit. Dengan demikian, penentuan batas antar kurva perlu
dilakukan secara seksama. Hal-hal tersebut termasu ke dalam jenis
klasifikasi dengan metode klasifikasi multispektral.
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!