Airtanah adalah air yang bergerak dalam tanah yang terdapat di dalam ruang-ruang antara butir-butir tanah dan di dalam retak-retak dari batuan. [Sosrodarso dan Takeda, 1976: 93]. Sedangkan menurut Kodoatie (1996: 7), airtanah adalah sejumlah air di bawah permukaan bumi yang dapat dikumpulkan dengan sumur-sumur, terowongan atau sistem drainase, juga dapat disebut aliran secara alami yang mengalir ke permukaan tanah melalui pancaran atau rembesan.
Siklus Airtanah |
Airtanah tidak dijumpai di semua tempat. Keterdapatan airtanah tergantung dari ada tidaknya lapisan batuan yang dapat mengandung airtanah yang disebut akuifer. Akuifer adalah formasi batuan yang dapat menyimpan dan melalukan air, seperti misalnya pasir dan kerikil lepas. Akuifer ditemukan pada sejumlah lokasi. Deposit glacial, pasir dan kerikil, kipas alluvial dataran banjir dan deposit delta pasir semuanya merupakan sumberr air yang sangat baik. Pada suatu akuifer, airtanah menempati lubang batuan yang dikenal sebagai pori-pori batuan maupun lubang yang besar. Retakan mungkin terdapat dalam batuan kristalin maupun batuan padat dan mungkin mempunyai ukuran kapiler maupun subkapiler. Air yang disimpan dalam retakan disebut air celah dan air retakan. Lubang-lubang yang besar merupakan ciri formasi batu kapur dan kadang-kadang batuan gunung berapi. Pori-pori merupakan ciri batuan sedimen klasik dan bahan butiran lainnya. Kapasitas penyimpanan/cadangan air suatu bahan ditujukan oleh porositas yang merupakan nisbah volume rongga dengan volume total batuan [Seyhan, 1990].
Jumlah air tanah yang dapat diperoleh di suatu daerah tergantung pada sifat sifat akuifer yang ada di daerah tersebut serta pada luas cakupan dan frekwensi imbuhan. Kapasitas suatu formasi untuk menampung air diukur dengan porositas, yaitu perbandingan antara volume pori-pori terhadap volume total formasi tersebut [Todd, 1980]. Pori-pori mempunyai perbedaan ukuran yang beraneka ragam, dari yang berupa celah-celah submikroskopis pada lempung dan serpih, hingga yang berupa gua-gua dan terowongan-terowongan pada batu kapur dan lava [Linsley dan Franzini, 1991].
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!