Perilaku terpuji yang ketiga kali ini adalah sifat dinamis. Setelah pada perilaku terpuji pertama kita telah membahas perilaku tobat dan pada perilaku terpuji kedau kita telah membahas perilaku raja. Karena zaman sudah semakin berkembang maka kita seorang muslim harus menyikapinya dengan perilaku dinamis. Oke penjelasan lebih lanjut, silakan disimak!Dinamis adaah sikap untuk terus berkembang, berpikir cerdas, giat bekerja, penuh kreasi, tidak mau tinggal diam, selalu bergerak, dan terus tumbuh. Seorang yang berjiwa dinamis tidak akan terpaku tangan kepada orang lain. Dia akan selalu berusaha dengan sungguh-sungguh untuk meningkatkan kualitas dirinya kearah yang lebih baik dan maju.
Rasulullah barsabda yang artinya :
“Barangsiapa yang amal usahanya lebih baik dari kemarin maka orang itu termasuk yang beruntung, dan jika amal usahanya sama dengan kemarin, termasuk orang yang merugi, dan jika amal usahanya lebih buruk dari yang kemarin, maka orang itu termasuk yang tercela.”
Kebalikan dari sifat dinamis adalah sifat statis. Sifat statis harus dijauhi oleh setiap orang muslim dan muslimat karena termasuk akhlak tercela. Sifat statis dapat menghambat kemajuan dan mendatangkan kerugian.
Sifat dinamis akan menimbulkan berpikir kritis dan dapat menganalisis semua persoalan hidup yang dihadapi. Sebaliknya Al Quran mencela orang yang tidak menggunakan akal pikiranya dan hanya mengikuti pendapat orang lain.
Adapun manfaat berpikir kritis, antara lain :
- Memberikan pertimbangan rasionalitas obyektif terhadap persoalan yang berkembang.
- Terbuka terhadap kritik dan saran
- Berpikir sistematis
- Berani menyampaikan kebenaran
- Bersikap jujur dan, transparan dan profesional dalam menyikapi pekerjaan yang diamanahkan
- Berani mengambil risiko
Satu hal yang tak kalah penting dari sifat dinamis adalah dengan upaya muhasabah(intropeksi)dan mengenal diri sendiri. Salah satu cara mengharap rida Allah ialah dengan cara berusaha mengenal diri sendiri. Seorang mukmin yang mengenal diri sendiri, tentu akan menyadari bahwa dirinya adalah makhluk Allah. Ia menyadari tujuan hidupnya adalah memperoleh keridaan Allah. Hidupnya akan diabdikan untuk menghambakan diri kepada Allah dengan melaksanakan perintah dan menjauhi laranganNya.
No comments:
Post a Comment
Berikan komentar terbaik atau pertanyaan untuk artikel di atas dan tetap setia mengunjungi "Guntara.com" dengan alamat www.guntara.com terimakasih!